Lima Bulan Lalu Memakamkan Jenazah Covid, Hari Ini Dimakamkan
Bulan Maret lalu, tepatnya 26 Maret, Plt. Bupati Sidoarjo, Jawa Timur, Nur Ahmad Syaifudin ikut menguburkan jenazah pasien positif virus corona.
Dia mengambil keputusan nekat itu karena tidak ada tetangga korban yang bersedia ikut mengantar jenazah warga Sedati, Sidoarjo itu ke pemakaman. Alasan para tetangga seragam, takut tertular.
Hadirnya Nur Ahmad Syafudin dipemakaman, segera menjadi viral. Baik berita maupun videonya.
Di pemakaman, menjelang subuh, Nur Ahmad didampingi seorang dokter yang mengedukasi tiga penggali kubur agar mau membantu prosesi pemakaman tersebut. Mereka semua, hanya lima orang jumlahnya termasuk Nur Ahmad, mengenakan alat pelindung diri (APD), dalam pemakaman hening yang hanya diterangi sebuah senter.
Kenapa Nur Ahmad berani mengambil tindakan berani itu, mengingat selama ini proses pemakaman jenazah korban covid adalah proses yang sedapatnya dihindari?
"Saya terjun langsung untuk membuktikan bahwa kalau prosedur sudah benar, misalnya jenazah sudah dibungkus kain kafan kemudian dilapisi plastik, maka kata dokter sudah aman," kata Nur Ahmad.
Lima bulan kemudian, tepatnya 22 Agustus, Nur Ahmad Syaifudin juga dimakamkan, dengan protokol covid. Almarhum dipastikan terpapar covid, kata Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo, dr Syaf Satyawarman kepada Ngopibareng.id, Sabtu 22 Agustus 2020 sore.
Sebenarnya, kata dr. Syaf, "Sepuluh hari lalu ketika Pak Nur Ahmad sakit, saya sudah curiga beliau terpapar covod. Saya menganjurkan agar dilakukan swab, tetapi beliau tidak berkenan karena tidak merasakan adanya gejala. Baru tadi setelah ditelepon oleh ajudan kondisinya sudah tak mau makan. Kondisinya semakin lemah. Kemudian hasil swabnya hari ini positif. Tetapi baru beberapa jam dirawat, beliau wafat,” tambah dr. Syaf Satyawarman. (nis)
Advertisement