Lika-liku Drama Penculikan Malika
Oleh: Djono W. Oesman
Penculikan Malika Anastasia (6) menghebohkan Jakarta. Diculik Rabu, 7 Desember 2022 ditemukan Senin, 2 Januari 2023. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan, pelaku (sudah ditangkap) diusut tuntas.
-----------
Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo kepada pers, Selasa, 3 Januari 2023 membenarkan bahwa kasus ini jadi perhatian Kapolri.
"Korban (Malika) kini ditangani Rumah Sakit Bhayangkara Jakarta untuk diberikan trauma healing, perawatan fisik dan psikis sampai sembuh. Atas perintah Bapak Kapolri, seluruh biaya perawatan sampai sembuh ditanggung Polri."
Selama 27 hari Malika diculik pemulung, diajak memulung keliling Jakarta. Tersangka ternyata residivis predator seks bocah perempuan.
Berdasarkan sidang putusan Pengadilan Negeri Jakarta Utara, 15 Juli 2014, penculik yang pemulung itu dinyatakan bersalah. Ia divonis penjara 7 tahun penjara dan denda Rp 60juta Sub 6 bulan penjara.
Hakim: "Menyatakan terdakwa terbukti bersalah. Dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan atau membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya."
Predator seks anak. Atau paedofil. Maka bisa dibayangkan, kemungkinan yang terjadi pada Malika.
Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Komarudin kepada pers mengatakan, Malika belum dimintai keterangan polisi. Dengan pertimbangan, Malika masih bocah. "Kami segera melakukan visum," katanya.
Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri, Irjen dr Asep Hendradiana ditanya wartawan, apakah Malika sudah diperkosa pelaku? menjawab, Malika masih akan divisum. Belum bisa dipastikan.
Kemungkinan yang terjadi pada Malika, sangat mengkhawatirkan.
Malika di RS Bhayangkara sudah diajak ngobrol para dokter. Tapi obrolan bocah. Belum masuk pertanyaan materi perkara. Dikhawatirkan, jika buru-buru ditanya materi perkara, jawaban Malika bisa tidak akurat. Harus dibangun komunikasi keakraban dulu, sebelum ditanya kasus.
dr Asep: "Korban kami ajak bicara, nyambung. Mudah-mudahan tidak terjadi apa yang kita bayangkan."
Kasus ini heboh, jadi gunjingan warganet di medsos. Hampir sebulan terakhir ini. Aneka komentar bertaburan. Sebagian warganet menyalahkan ortu Malika.
Kronologi Penculikan
Ortu Malika, Tunggal (48) dan Oni (42) keluarga sederhana. Pemilik warung kopi kecil, nempel di toko ikan hias. Toko ikan hias juga milik Tunggal, berada di ruko, dekat Jalan Gunung Sahari 7A, Kelurahan Gunung Sahari Utara, Jakarta Pusat.
Warung Tunggal jualan kopi, gorengan dan mi instan. Juga krupuk kaleng warna biru yang ada kacanya.
Malika adalah bungsu dari lima bersaudara. Kadang-kadang ikut menunggui (main) di warung.
Rabu, 7 Desember 2022 warung kopi Tunggal ditunggui anaknya, Ardia Maharani (20) kakak Malika. Pagi itu Malika ikut menunggui warung. Sekitar pukul 10.00 pemulung yang mengaku bernama Yudi merapat ke warung itu.
Yudi sering ke warung itu, selama tiga bulan terakhir. Sering ngobrol dengan Tunggal dan keluarga yang menunggui warung. Karena, penunggu warung gantian antara Tunggal, istri dan anak-anaknya.
Yudi kepada Tunggal mengaku, tinggal di gang kecil di belakang Gedung Penerbad TNI-AD, Gunung Sahari, Jakarta Pusat. Atau sekitar sekilo meter dari warung.
Yudi biasanya merapat ke warung membawa gerobak pemulung, bekas becak yang dimodifikasi jadi gerobak pemulung. Gerobaknya isi aneka barang pulungan, biasanya kardus atau besi tua. Yudi mengayuhnya.
Kedatangan Yudi pada pukul 10.00 WIB itu tidak membawa gerobak. Jalan kaki. Berkemeja lengan panjang hitam, celana hitam, topi coklat. Lebih rapi daripada biasanya.
Yudi kepada Ardia Maharani: "Pesan kopi"
"Baik pak."
"Ada nasi, ya dik?"
"Tidak ada pak. Tapi, kalo mau nunggu, saya beli beras dulu."
"Ya udah, beli beras, nih," Yudi memberi uang Rp20 ribu.
Sampai di sini ada yang janggal. Yudi sudah paham, warung itu tidak jual nasi. Ia minta nasi.
Ardia beli beras. Saat Ardia berangkat jalan kaki, Yudi juga pergi, katanya mau beli ayam goreng buat lauk. Sambil beranjak, Yudi mengajak Malika. Mau. Berangkatlah mereka.
Ardia ke wartawan: "Saya lihat Yudi ngajak Malika. Katanya mau beli ayam goreng."
Setelah itu, Yudi dan Malika tidak kembali. Sampai Ardia balik membawa beras. Sampai berasnya dimasak magic jar, jadi nasi. Saat itulah Ardia gelisah.
Ardia segera mendatangi penjual ayam goreng, berjarak sekitar 100 meter dari warung dia. Ardia bertanya ke pemilik warung ayam goreng. Disebutkan ciri-ciri Yudi dan Malika.
Penjual ayam bilang, memang pria dan bocah itu datang jalan kaki. Beli ayam goreng. Satu. Setelahnya, pria dan bocah itu pergi naik bajay. Ke arah berbeda dari saat datang.
Kaget. Di situ Ardia sangat galau. Dia kembali ke warung, ada Tunggal, langsung dilaporkan ke sang ayah.
Tapi tanggapan Tunggal enteng saja: "Nanti juga pulang. Paling cari ayam goreng lain."
Mungkin, karena anak Tunggal banyak, lima. Sehingga ia menganggap enteng.
Jelang sore, Tunggal sudah panik. Mencari anaknya ke berbagai arah. Tidak ketemu. Ia mendatangi gang kecil yang diakui daerah rumah Yudi. Ternyata, tidak ada warga yang kenal Yudi di situ.
Esoknya Tunggal lapor polisi. Esoknya lagi baru polisi melacak. Mungkin, polisi menunggu lebih dari 24 jam untuk memastikan Malika benar-benar tidak pulang.
Penyelidikan polisi lama. Meskipun sudah mendatangi beberapa pemulung di seputaran Gunung Sahari. Nama Yudi tidak dikenal. Ciri-ciri Yudi disebutkan ke para pemulung. Biasa bawa gerobak becak, bertopi, berkalung handuk.
Para pemulung yang dimintai keterangan, tidak tahu. Ada pemulung bilang: "Mungkin, itu pemulung Herman. Tapi gak yakin, karena wajahnya gak kelihatan."
Polisi mendapatkan rekaman kamera CCTV di sekitar TKP. Tampak, Yudi berjalan bersama Malika. Tunggul juga mengenali, itu Yudi bersama Malika.
Berdasar itu, polisi melacak lagi, keliling ke para pemulung lagi. Ternyata, ada pemulung yang bilang: "Wajahnya tidak kelihatan, ketutup topi. Tapi itu kayak pemulung Jeki."
Kemudian polisi mengadakan jumpa pers. Publikasi capture foto hasil rekaman CCTV itu. Pemulung Yudi dinyatakan buron. Warga yang melihat orang di foto tersebut diharapkan melapor ke polisi. Telepon ke nomor 0858 1026 1425 atau 0858 8259 5644.
Betul. Senin, 2 Januari 2023 malam, ada laporan warga ke polisi, yang melihat pria mirip buron polisi. Lokasi di Cileduk, Tangerang.
Polisi meluncur dari Jakarta Pusat. Tiba di lokasi pukul 21.30 WIB. Pria dimaksud masih ada. Langsung ditangkap tanpa perlawanan. Malika ditemukan di tempat persembunyian tersangka.
Ternyata, tersangka punya empat nama: Yudi alias Herman alias Jeki. Nama aslinya Iwan Sumarno bin Subibyo.
Apa pengakuan Iwan? Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Komarudin kepada pers, mengatakan, dalam pemeriksaan tersangka Iwan berbelit-belit. Ditanya A, jawaban lari ke mana-mana. Digali motif, tersangka mengaku, sayang pada Malika. Ingin memiliki Malika.
Komarudin: "Belum terungkap, apa motifnya. Juga belum terungkap hal-hal lainnya. Penyidikan masih terus berlangsung."
Dari konstruksi kasus, semua orang bisa menilai dari berbagai sudut. Dengan pandangan berbeda.
Jika warganet menyalahkan Ortu Malika, juga tidak bisa disalahkan. Tidak salah. Warganet betul, menurut versi mereka.
Sebaliknya, ortu Malika punya versi sendiri. Bahwa mereka menyayangi Malika. Buktinya, mereka sangat sedih tersiksa selama 27 hari Malika diculik.
Advertisement