Pemkot Isi Perpustakaan Nginden dengan Buku Herbal
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menghadirkan inovasi Perpustakaan Herbal, di salah satu perpustakaan di Kelurahan Nginden Jangkungan, Kecamatan Sukolilo. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kota Surabaya, Musdiq Ali Suhudi mengatakan, awalnya perpustakaan tersebut dibuat lantaran warga setempat menginginkan adanya tempat baca di sekitar wilayah itu.
Akhirnya, perpustakaan pun berdiri pada 2016. Dalam perkembangannya, kata Musdiq, ditemukan potensi masyarakat yang dapat dikembangkan yakni pengelolaan tumbuh obat-obatan. Perpustakaan pun diberi nama Perpustakaan Herbal.
“Kebetulan di lingkungan perpustakaan itu ada tumbuhan herbal yang dikelola oleh masyarakat. Tanah yang ditanami itu milik fasilitas umum (fasum) pemkot,” kata Musdiq, melalui rilisannya, Minggu, 29 November 2020.
Melihat potensi itulah, kata Musdiq, Dispusip Kota Surabaya mengisi perpustakaan itu dengan buku herbal. Dari total 1.119 judul buku, 500 diantaranya membahas seputar tentang dunia perherbalan.
“Jadi itu kenapa koleksinya lebih spesifik tentang pengolahan tanaman herbal,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Informasi dan Layanan Perpustakaan Dispusip Kota Surabaya, Imam Budi Prihanto mengatakan, sebelum pandemi Covid-19, perpustakaan sering dikunjungi oleh masyarakat.
Menurut dia, di pagi hari sebagian besar pengunjung, dari kalangan ibu-ibu yang hendak membaca literasi herbal. Sedangkan, pada siang hingga sore, perpustakaan dipadati oleh anak-anak sekolah.
“Alhamdulillah antusias masyarakat setempat cukup banyak untuk datang ke perpustakaan kami. Biasanya anak-anak itu ada proses bimbingan belajar (bimbel), membaca serta mengerjakan tugas sekolahnya,” kata Imam.
Setelah mendapatkan literasi yang ada di dalam perpustakaan, kata Imam, masyarakat langsung menerapkannya. Sebagian besar dari mereka membuat minuman herbal, misalnya pengolahan jare merah.
“Jadi ada hasil yang dapat diterpakan warga setelah membaca koleksi herbal dari kami. Kalau selama ini yang sering itu minuman herbalnya.” ungkapnya.
Menurut salah seorang Petugas Teknis Perpustakaan Herbal, Nginden Jangkungan, Restya Andaru Winandita, pernah seorang warga datang membawa produk herbal jamu di bawa ke perpustakaan.
“Ibu itu membawakan kami jamu sinom. Dan produk itu juga dijual ke rumah-rumah,” kata Restya.