LibrisCC, Gudang Ilmu Bersepeda dan Berkomunitas
Berteman sejak zaman kuliah di Melbourne, Australia membuat 13 orang ini terus ingin bersama. “Sudah terlalu banyak suka duka yang kita lalui bersama di Melbourne. Kita juga sudah saling mengenal hingga orang tua dan keluarga,” buka Reza Zulkarnaen, salah satu founder LibrisCC.
Setelah lulus dari Melbourne tahun 2000an, para sahabat ini masih sering ngopi bareng. Tercetuslah ide untuk gowes bareng dari Uwi, Nurmi Pandit, Kemal Mawira, Eja, dan Marzani.
Ternyata ide ini disambut juga oleh Andi Djoewarsa, Pieter Zaid, Ernest, Aji, Reza Zulkarnaen, dan Geofrey. Tak lama kemudian, Rendy dan Saki pun bergabung gowes bareng.
Akhirnya di tahun 2016, 13 sahabat ini serius membentuk Libris Cycling Club lengkap dengan road captain dan keperluan gowes mingguan lainnya. Mengapa bernama LibrisCC?
Pandit, salah satu founder yang juga bos Paintkiller Studio ini menjelaskan bahwa Libris artinya perpustakaan atau kumpulan ilmu. “Ilmu kan bisa apa saja. Termasuk ilmu gowes. Dan banyak filosofi hidup yang kita dapat dari gowes,” tutur pria yang jago custom paint untuk frame sepeda ini.
Mereka mempunyai jadwal gowes yang tetap dan siapa pun boleh bergabung. “Setiap Selasa kita sebut Happy Tuesday. Gowes dengan speed yang tidak terlalu kejam. Rata-rata 39 kmh sejauh 54 km,” bilang Eca, sapaan akrab Reza Zulkarnaen.
Lalu, ada juga gowes dengan kecepatan tinggi yang disebut Speedy Thursday. “Untuk ini kecepatan rata-rata bisa di 42 kmh sejauh 54 km,” imbuh Rendy.
Nah, buat pecinta turing jarak jauh, LibrisCC juga mempunyai jadwal Endurance Saturday. “Setiap Sabtu kita mencari rute minimal 100 km bisa keluar kota,” bilang Pandit, bos Paintkiller Studio.
Beberapa waktu lalu, LibrisCC mengadakan gowes 156 km Jakarta-Bandung dengan total elevasi gain 2.100 meter. “Ini salah satu rute mingguan jauh kami. Tapi karena masih masa pandemi Corona maka jumlah peserta dibatasi 40 cyclist saja,” bilang Eca.
Titik kumpul dan finis komunitas yang memiliki motto “peloton for everyone” ini di Kayuh Club House, di kawasan Jalan Cikajang, Jakarta Selatan.
Untuk anggota yang baru join LibrisCC dan merasa belum bisa mengikuti peloton tidak perlu khawatir. Mereka konsisten memberikan pelatihan. LibrisCC memiliki WhatsApp grup bernama Libris KW (Deni’s Cycling Club). Isinya adalah member LibrisCC yang dilatih oleh Deni setiap hari Rabu dan Jumat.
Deni adalah salah satu mekanik andalan toko Sepeda Kita Jakarta. Jadi sudah sangat paham teknik bersepeda dan pernak-pernik sepeda. “Biasanya saya latih mereka satu hingga tiga bulan. Setelah itu mereka baru bisa mengikutin peloton LibrisCC,” bilang Deni.
Saat ini, anggota LibrisCC sekitar 60-an cyclist dan mereka menjaga jumlah anggota itu agar mudah dimanage. Terutama agar kualitas pertemanannya bisa terjaga dengan baik.
“Founder kami sudah banyak yang berusia dia atas 44 tahun, jadi saat ini LibrisCC diasuh oleh generasi muda. Kami menunjuk Capitan Saki Bramono untuk menjaga konsistensi speed dan endurance anggota LibrisCC,” ujar Ade Bro yang didaulat sebagai anggota LibrisCC yang paling keren sepedanya.
Tak hanya gowes dalam kota untuk weekdays dan luar kota untuk weekend, LibrisCC aktif mengikuti even gowes luar kota. Seperti Bintan Triathlon, Bali Triathlon, GFNY Bali, dan Tour de Ambarukkmo.
Bahkan, sepeda Kemal Mawira berhasil meraih prestasi sebagai Best Custom Bike by Paintkiller Studio di ajang Tour de Ambarukkmo 2019 lalu.
Sebagai komunitas yang peduli sesama, LibrisCC juga mengadakan charity ride di tahun 2017. “Selain itu kita sering saling support dengan komunitas lain yang mengadakan charity ride,” tutur Eca.
Tak ketinggalan, pria ramah ini juga aktif mengadministrasi sosial media @libriscycling dengan upload foto-foto kegiatan gowes LibrisCC.
Advertisement