Lezatnya Soto Ayam Koya Kraksaan, Kuliner Legendaris Sejak 1950
Kalau ada warung kuliner yang bertahan sejak 72 tahun silam di Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, itulah soto ayam Kraksaan Pak Koya. Warung yang kini menempati Jalan Mayjen Sutoyo, Kelurahan Patokan, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo itu kini dikelola generasi ketiga dari perintisnya, Pak Koya.
Hj. Khaironi Mardiyah menceritakan, dirinya merupakan cucu Pak Koya, perintis soto ayam sejak tahun 1950 silam. Awalnya, Pak Koya berjualan sate, sementara kakaknya, Misno berjualan soto.
Setelah Misno meninggal, Pak Koya yang awalnya berjualan sate keliling di Kraksaan beralih dengan berjualan soto. “Saya generasi ketiga yang meneruskan usaha warung kakek saya, Pak Koya,” ujar Umi Mardiyah, panggilan akrab Hj. Khaironi Mardiyah.
Setelah berjualan keliling akhirnya berjualan menetap di Jalan Panglima Sudiran, Kraksaan kemudian pindah di pertokoan Kraksaan (sekarang menjadi Kantor Bupati Probolinggo). Ia kemudian pindah lokasi berjualan soto di Kantor Kecamatan Kraksaan hingga akhirnya menetap di Jalan Mayjen Sutoyo, Kraksaan hingga sekarang.
Nama soto Pak Koya, selain melekat pada nama Pak Koya, juga terkait dengan koya, sebagai bahan baku sotonya. Koya merupakan kelapa yang diparut dengan di sangrai (digoreng tanpa minyak) kemudian ditumbuk. Koya yang bentuknya mirip serundeng itu menjadi topping sekaligus penyedap Soto Koya.
Warga pun biasa menyebutnya dengan Soto Koya atau Soto Pak Koya. Dalam semangkok Soto Koya terdiri atas, nasi atau lontong ditambah dengan daging ayam kampung jantan (jago), taoge, ditaburi singkong rebus yang ditumbuk dan taburan koya melimpah di atasnya.
Kuah Soto Koya bertekstur sedikit kental. Kuahnya ini berasal dari santan, sehingga semakin gurih. Disediakan juga sambal dan kecap di meja warung bagi pelanggan yang suka tambahan rasa lain.
Soto Koya telah teruji bertahan hingga 72 tahun. Bahkan pada 1991 silam, Soto Koya pernah menjadi juara pertama festival makanan khas se-Jawa Timur yang digelar di Surabaya.
Soal harga sepadan dengan rasa yang menggoyang lidah. Harga dibanderol antara Rp20.000 hingga Rp30.000 per porsi tergantung kompletnya menu yang disajikan. “Harga segitu sepadan dengan rasanya yang mantab,” ujar Heri Wijayani, warga Perumahan Sumbertaman Indah, Kota Probolinggo.
Modal Tiga Ekor Ayam
Siapa menyangka Soto Koya yang legendaris itu memulai usahanya dengan bahan hanya tiga ekor ayam. “Ketika merintis warung soto, kakek saya bermodalkan tiga ekor ayam per hari, yang harganya saat itu Rp250 per ekor ayam,” kata Umi Mardiyah.
Warung di RT 3/RW 2, Kelurahan Patokan tepatnya di sisi utara Alun-alun Kraksaan dan buka hari mulai pukul 06.00 hingga pukul 21.00 itu selalu ramai pembeli. Soto Koya generasi awal yang bermodalkan tiga ekor ayam per hari kemudian meningkat menjadi lima ekor ayam, kemudian bertambah menjadi 20 ekor ayam per hari.
“Saya meneruskan warung soto ini sejak 1989 lalu. Awalnya saya menyewa rumah di tepi jalan untuk berjualan soto. Alhamdulillah, sekarang sudah berjualan menetap di rumah sendiri,” katanya.
Disinggung resep khusus Soto Koya, Umi Mardiyah mengatakan, selain taburan koya juga ketela pohon (singkong) rebus yang ditumbuk kemudian dicampurkan ke dalam kuah soto. Anda tertarik mengonsumsi Soto Ayam Kraksaan Pak Koya?
Lokasi Soto Ayam Kraksaan Pak Koya
Advertisement