Lewat 'Pergeseran Keahlian', Bangun Manusia dengan Skill-Shift
Di Indonesia, arus globalisasi sudah tak terbendung lagi. Adanya perkembangan teknologi yang semakin canggih, dunia kini memasuki era revolusi industri 4.0, yakni menekankan pada pola digital economy, artificial intelligence, big data, robotic, serta fenomena disruptive innovation.
Menanggapi fenomena tersebut, Fakultas Bisnis bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS), menggelar seminar dengan tema Skill-Shift (Pergeseran Keahlian) di Era Ekonomi Digital pada Kamis, 30 Agustus 2018.
Dalam seminar ini turut hadir Dr. Yanuar Nugroho Deputi II Kepala Staf Kepresidenan Bidang Kajian dan Pengelolaan Isu-isu Sosial, Budaya dan Ekologi Strategis sebagai pembicara.
Dalam materinya, Yanuar membahas tentang bagaimana manusia Indonesia harus disiapkan secara lebih baik dalam menghadapi arus global, salah satunya dengan Literasi Teknologi dan membudayakan selalu mengecek ulang kebenaran sebuah informasi.
"Menurut saya tidak ada yang lebih penting saat ini lebih dari literasi teknologi atau pemahaman teknologi, paham disini tidak selalu berarti bisa memakai untuk keperluan sehari hari saja tetapi juga memahami teknologi yang kita miliki untuk memberikan profit yang lebih tinggi. misalnya saja pemahaman tentang pengelolaan teknologi sederhana seperti HP, kita bisa menghasilkan apa saja selain chating dan medsos dari HP," ujar Yanuar.
Teknologi saat ini, lanjut Yanuar, harus dipahami sebagai kebutuhan yang memudahkan gerak manusia dan berbagai kontra yang terjadi karena teknologi adalah berasal dari ketidak mampuan manusia untuk memahami dan menggunakan teknologi serta informasi dengan maksimal dan memiliki nilai profit.
"Karena masyarakat kita saat ini sangat minim pengetahuan tentang apa sebenarnya kegunaan teknologi bagi kehidupan,sehingga bijak dalam memanfaatkan teknologi merupakan jalan terbaik. kita harus selalu cek dan re cek tentang informasi yang kita terima," jelasnya.
Yanuar juga menambahkan bahwa selama ini sistem pendidikan di Indonesia hanya sebatas ilmu bagaimana menggunakan teknologi, sehingga menjadikan masyarakat yang hanya jadi pengguna saja bukan penggerak. Oleh sebab itu, Yanuar mengajak masyarakat untuk memanfaatkan teknologi yang berprofit dengan menggabungkan teknologi, ekonomi serta komunikasi.
"Kita harus menggabungkan digital dengan interpreneurship serta perguruan tinggi harus teaching out ke masyarakat. Agar pemahaman itu tidak berhenti sampai di kaum cendekiawan saja," ungkapnya.
"Mau tidak mau nantinya akan ada banyak pekerjaan yang hilang karena pekerja industri akan digantikan oleh mesin. Untuk itulah pentingnya mengawinkan digital dan interpreneurship agar kaum terpelajar mampu menciptakan lapangan kerja yang lain yang tidak bisa dilakukan oleh industri," pungkasnya.
Istilah Skill-Shift sendiri merupakan pergeseran keahlian yang awalnya suatu pekerjaan dilakukan oleh kaum pekerja kelas bawah kemudian di potong secara sistemik oleh mesin. Sehingga masyarakat harus mulai akrab dengan pekerjaan yang sifatnya lebih modern dan inovatif seperti Start-Up, Jualan Online, UMKM berbasis teknologi terbaru dan sebagainya. (amm)
Advertisement