Lewat Jalur Laut Hewan Kurban dari NTB Masuk Jakarta
Pedagang hewan kurban di Jakarta mulai bermunculan di beberapa lokasi. Mereka memanfaatkan lahan kosong untuk memasarkan sapi yang didatangkan dari NTB.
Salah seorang pedagang hewan kurban di Jalan Batusatri Jakarta Hj Rumlah, mengatakan sapi yang didatangkan dari NTB sudah melalui pemeriksaan, dan terbebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Ini dibuktikan dengan surat keterangan dari dinas peternakan daerah asal.
"Sapi yang saya jual ini bebas dari PMK, juga sudah divaksin," kata Rumlah kepada Ngopibareng.id Kamis 9 Juni 2022.
Selama ini Rumlah hanya menyediakan sapi yang ia datangkan langsung dari Lombok NTB melalui jalur laut, hingga pelabuhan Tanjung Priok Jakarta.
Tahap pertama, pada pekan lalu, ia mendatangkan 125 ekor. Kemudian dia akan mendatangkan lagi kebutuhan hewan kurban karena meningkat.
Sapi Lombok menjadi pilihannya karena dagingnya lebih banyak, dan padat. Selain itu harganya lebih murah dibanding sapi daerah lain.
"Saya kan asli NTB jadi sudah punya jaringan untuk pengadaan sapi untuk keperluan Hari Raya Idul Adha bulan depan," katanya.
Harga sapi milik Hj Rumlah berkisar Rp25 juta hingga Rp32 juta tergantung besar kecilnya.
Kementan Impor Tiga Juta Dosis Vaksin PMK.
Kementerian Pertanian (Kementan) mengatakan impor vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) sebanyak 3 juta dosis akan tiba di Indonesia pekan depan.
"Ini vaksin minggu depan sudah datang. Untuk awal ini lebih dari tiga juta dosis," ungkap Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Nasrullah di Gedung KPPU, Kamis 9 Juni 2022.
Ia mengatakan vaksin itu diimpor dari berbagai negara. Namun, Nasrullah tak menjelaskan lebih rinci dari mana asal negara pembelian vaksin tersebut.
Ia mengatakan vaksin hanya akan diberikan kepada hewan ternak yang sehat dan berada di wilayah terpapar PMK. Dengan kata lain, hewan ternak yang sudah terinfeksi PMK tak akan disuntik vaksin.
"Yang disuntik yang sehat di wilayah wabah, yang tidak (di wilayah terpapar PMK) ya tidak (divaksin)," ujar Nasrullah.
Nantinya, hewan ternak hanya akan disuntik 1 dosis vaksin. Kemudian, enam bulan kemudian akan kembali disuntik booster.
"(Skemanya) ketika vaksin datang, besoknya langsung (disuntik vaksin ke hewan ternak)," jelas Nasrullah.
Sementara, ia masih terus memantau perkembangan PMK di dalam negeri. Nasrullah belum bisa memastikan apakah wabah itu akan menjadi pandemi atau tidak.
"(Berpotensi atau tidak jadi pandemi) saya belum bisa jawab, mudah-mudahan vaksin datang dapat terkendali dengan baik, itu doa kami," katanya.
Nasrullah berharap peternak tak panik dengan wabah PMK. Hal ini agar tak terjadi panic selling jelang Lebaran.
"Peternak jangan panik dan jangan panic selling sebelum Lebaran, tenang karena sumber ternak masih banyak dari wilayah yang tidak tertular," pesan Nasrullah.