Lesu, Penjualan Tape Singkong Bondowoso Turun 80 Persen
Kebijakan pemerintah melarang mudik lebaran tahun ini menyebabkan penjualan tape singkong Bondowoso Jawa Timur lesu. Penjualan oleh-oleh khas Bondowoso ini menurun drastis hingga 80 persen, karena imbas larangan mudik Idul Fitri 1442 H / 2021 M. Padahal, momen lebaran merupakan ladang meraup keuntungan bagi penjual tape singkong di Bondowoso.
Widodo, usia 45 tahun, seorang penjual tape singkong Bondowoso mengatakan, larangan mudik lebaran tahun ini mengalami penurunan penjualan tape singkong di Bondowoso sampai 80 persen. Kondisi ini hampir sama dengan lebaran tahun lalu. "Akibat larangan mudik lebaran, penjualan tape singkong turun banyak sekitar 80 persen. Ini tidak berbeda dengan lebaran tahun lalu, "katanya.
Jika tidak ada larangan mudik lebaran, tambah Widodo, penjualan tape singkong miliknya bisa mencapai 600 kg hingga 800 kg per hari. Tapi, akibat larangan mudik lebaran penjualan tape singkong dan olahan tape singkong hanya sekitar 100 kg hingga 200 kg per hari.
Hal serupa juga disampaikan Bu Narti, penjual tape singkong lainnya. Ia mengungkapkan, larangan mudik lebaran membuat penjualan tape singkong miliknya turun drastis seperti lebaran tahun lalu. Padahal, sebelum ada larangan mudik lebaran akibat pandemi Covid-19, penjualan tape singkong bisa mencapai 900 besek atau 900 kg per hari. "Sekarang terjual 200 kg per hari sudah bagus. Karena, tidak ada rombongan wisatawan dan masyarakat pulang ke Bondowoso," ungkapnya.
Lesunya penjualan tape singkong Bondowoso, ini juga terlihat dari sedikitnya penjual tape singkong yang menjajakannya tape menggunakan mobil di tepi jalan sepanjang kota. Begitu juga, toko-toko penjualan tape singkong dan olahannya di Kota Tape -sebutan Bondowoso- sepi pembeli.
Harga tape singkong Bondowoso beragam tergantung merek. Namun, rata-rata harga beli kisaran 17 ribu hingga 27 ribu per kilogram.