Lestarikan Lingkungan, Perintah yang Melimpah dalam Ajaran Islam
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti mengungkapkan, ajaran agama Islam memuat ajaran yang melimpah terkait perintah melestarikan alam dan lingkungan.
Misalnya, banyak ayat Al-Quran yang menyampaikan suatu pesan dengan mengaitkannya lewat tanda-tanda kekuasaan Allah di alam semesta. Baik tumbuhan, binatang hingga benda-benda langit.
“Inilah penegasan bagaimana Allah mengingatkan kita dengan berbagai peristiwa dan hal yang maujud di alam semesta yang terjadi karena kehendak dan hukum Allah. Maka manusia hendaknya menyembah kepada Allah dan jangan menyembah kepada makhluk ciptaan Allah,” pesan Mu’ti.
Islam, menurutnya, juga mengajarkan manusia untuk bersikap ihsan dan bertanggung jawab dalam berhubungan dengan alam semesta. Misalnya seperti ayat ke-77 Surat Al-Qashash.
Rusak Alam tak Masuk Kaum Beriman.
Dalam ayat lain, Islam juga menegaskan, mereka yang merusak alam tidak masuk dalam kategori kaum beriman. Misalnya ayat ke-11 Surat Al-Baqarah tentang orang-orang munafik yang menyangka dirinya melakukan perbaikan padahal sejatinya merusak alam.
Tokoh Muhammadiyah kelahiran Kudus ini, mengungkapkan hal itu saat menghadiri pengajian pagi bertajuk “Gerakan Lingkungan dalam Perspektif Muhammadiyah” Jumat lalu.
“Al-Quran juga menjelaskan konsekuensi-konsekuensi dari perilaku manusia dengan alam itu terutama berkaitan dengan kerusakan di alam semesta,” kata Mu’ti mengutip Surat Ar-Rum ayat 41.
Bagi Mu’ti, musibah di alam semesta selain yang disebabkan secara kausalitas akibat perilaku manusia adalah musibah yang terjadi karena sunatullah.
“Alam sebagai makhluk Allah itu punya sifat fana atau rusak, karena itu sebagiannya memang disebabkan karena hukum alam. Kalau suatu pohon kita rawat dengan sebaik-baiknya, maka pohon yang sudah tua itu mati juga akhirnya,” ungkapnya.
Kandungan Al-Quran yang kaya terkait pedoman berperilaku dengan alam semesta ini diharapkan Mu’ti menjadi prinsip dalam mengelola alam semesta agar mampu menjadi rahmat yang berkelanjutan.
“Rezeki itu sangat bergantung pada cara kita ini memahami alam semesta, memiliki ilmu tentang alam itu dan bisa megambil manfaat dari alam itu. Semakin tinggi ilmu yang kita miliki, semakin tinggi dan semakin banyak rezeki yang kita peroleh dari alam itu,” tutur Mu’ti.