Leptopsirosis di Bondowoso, Tim Medis Teliti 7 Ginjal Tikus
Tim Surveilans Epidemiologi dari epidemiolog kesehatan dan pranata laboratorium yang ditugaskan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya. Tim kesehatan turun ke lapangan untuk merespon laporan kematian kasus leptospirosis di Puskesmas Curahdami, Kabupaten Bondowoso.
Tim yang ditugaskan Kepala BBTKLPP Surabaya melaksanakan penyelidikan epidemiologi selama tiga hari pada 23 – 25 Oktober 20023 lalu. Sedangkan penelitian bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten, Puskesmas Curahdami, dan aparat desa setempat. Sedangkan kegiatan berupa investigasi penyakit.
Untuk penyelidikan epidemiologi dilakukan untuk mengidentifikasi agen penyebab. Yaitu menelusuri sumber infeksi dan cara penularan melalui penggambaran orang, tempat, dan waktu. Kemudian menentukan faktor risiko; serta menformulasikan rekomendasi pencegahan penyebaran penyakit.
Tim BBTKLPP Surabaya melakukan investigasi penyebab, sumber infeksi, dan penularan dalam penggambaran orang tempat dan waktu. Yaitu melalui trapping tikus di sekitar rumah kasus, pengambilan serum darah keluarga kasus, dan pengambilan sampel air sungai.
“Tikus yang ditangkap dilakukan identikasi jenisnya lalu dilakukan pengambilan sampel ginjal,” ujar laporan tim dikutip di laman https://www.btklsby.go.id pada Senin 6 November 2023.
Kemudian, lanjutnya, ada pengambilan sampel sebanyak 7 ginjal tikus, 2 sampel air di sungai dekat rumah kasus dan dekat rumah orang tua kasus, serta satu spesimen serum keluarga kasus. Spesimen ginjal tikus dan air sungai diperiksa dengan metode PCR untuk mengetahui keberadaan bakteri Leptospira. Adapun serum diperiksa secara kultur menggunakan MAT untuk mengetahui serovarian Leptospirosis.
“Hasilnya, tidak ditemukan adanya bakteri leptospira pada ginjal tikus dan sampel air sungai. Untuk pemeriksaan serum masih dalam proses kultur di laboratorium,” paparnya sebagaimana dikutip di laporan.
Tim kesehatan juga melakukan edukasi kepada masyarakat desa tentang penyakit leptospirosis, cara mengenali penyakit, cara pencegahan dan pengendaliannya. Harapannya dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kewaspadaan dini penyakit yang ditularkan melalui urine tikus ini.
Apalagi, sebelumnya telah ditemukan kasus leptospirosis berdasarkan rapid diagnostic test (RDT) di wilayahnya. Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon pengendalian penyakit Leptospirosis perlu dibangun di daerah-daerah yang telah dikonfirmasi adanya kasus dan bakteri leptospirosis.