Posyandu Lentera Jiwa Beri Pelatihan Pemberdayaan Ekonomi ODGJ
Posyandu Lentera Jiwa di Desa Baye, Kecamatan Kayen Kidul, Kediri, Jawa Timur, konsisten memberikan pendampingan bagi puluhan orang penderita gangguan jiwa (ODGJ). Ada lima kader Posyandu Lentera Jiwa yang berjiwa sosial. Mereka dengan sabar mendampingi puluhan ODGJ pasien Posyandu Lentera Jiwa.
Dari puluhan orang tersebut, ada 17 orang yang hingga kini aktif mengikuti segala bentuk kegiatan yang diadakan oleh kader Posyandu Lentera Jiwa. "Sebenarnya pasiennya banyak cuma kalau yang masih aktif ada sekitar 17 orang. Mereka ini kita bina setiap satu bulan sekali. Posyandu Lentera Jiwa melakukan pemeriksaan dengan mendatangkan tenaga psikiater," terang Pancana Sigit, Ketua Posyandu Lentera Jiwa kepada Ngopibareng. id, Rabu 10 Maret 2021.
Menurutnya, ODGJ tidak bisa terlepas dari konsumsi obat setiap harinya. Tingkat kesembuha mereka pun sulit untuk mencapai 100 persen. "Mereka ini sangat perlu untuk dilakukan pendampingan,' jelas Pancana Sigit.
Bentuk pendampingan yang sudah dilakukan antara lain mengajak mereka berolahraga ringan hingga memberikan keterampilan khusus. "Keterampilan yang sudah diberikan antara lain membuat kerajinan tangan manik-manik, bikin sulak (kemoceng), serta cara menanam sayuran kangkung," jelas Pancana Sigit lagi.
Pelatihan yang diberikan para kader Posyandu Lentera Jiwa mendapat sambutan antusias dari ODGJ. Mereka begitu bersemangat untuk mendapatkan keterampilan khusus. "Ketika kita mengajarkan menanam sayuran kangkung, lahan yang dipakai praktik menggunakan milik desa," kata Pancana Sigit.
ODGJ yang mendapat pendampingan Posyandu Lentera Jiwa memiliki latar belakang permasalan piskologis karena faktor ekonomi, putus cinta hingga gangguan jiwa keturunan.
Sebenarnya, menurut Pancana Sigit, ODGJ yang datang berobat ke Posyandu Lentera Jiwa tidak hanya datang dari lingkup Desa Baye saja. Terkadang ada juga ODGJ dari desa lain, bahkan di luar kecamatan setempat.
"Faktor karena keturunan justru sangar kecil, yang paling mayoritas karena ekonomi. Mereka yang mendapat pendampingan kategori usia produktif 30-50 tahun," paparnya.
Pancana Sigit mengungkap program terbaru, pihaknya akan membina ODGJ untuk ternak kambing. Kegiatan ini bisa membawa dampak ekonomi bagi para pasiennya. "Supaya mereka ini ada kegiatan yang bersifat ekonomi. Bisa membangun ekonominya sendiri. Angan-angan saya ya ternak kambing itu. ODGJ tidak bisa diberi beban tanggung jawab yang berat. Lebih baik yang mampu saja mereka jalani. Jika kegiatan yang diberikan itu berat, justru dikhawatirkan malah menjadi beban pikiranya. Kalau ternak kambing kan tidak berat, cuma sekedar angon dan mencarikan pakan," ungkap dia.
Harapan tersebut pernah disampaikan Pancana Sigit kepada anggota DPRD Provinsi Jawa Timur Wara Renny S Pramana dari komisi E, saat menggelar reses di balai Desa Baye, beberapa waktu lalu. Namun, permintaanya itu belum bisa diwujudkan karena terbentur aturan dari Pemerintah yang menyebutkan jika bantuan dalam bentuk ternak tidak bisa diberikan.
Meski demikian, Wara Reny S Pramana akan mencoba memberikan bantuan dalam wujud lain. “ODGJ harus punya kegiatan sekaligus ada nilai ekonominya untuk kehidupan mandiri mereka. Coba selain penggemukan hewan kira-kira apa yang bisa dilakukan, saya bantu melalui hibah. Saya belum begitu paham kebutuhannya apa. Ide saya misalnya mesin air isi ulang, itu masih jadi pertimbangan apakah mereka bisa memanfaatkannya," kata Renny saat menjawab pertanyaan Pancana Sigit.