Lembaga Kajian Hang Lekir Gagas Pesan Moral Lewat Dongeng
Berangkat dari keprihatinan setelah mencermati tingkah laku politisi di tanah air yang cenderung meninggalkan budaya politik yang santun dan saling menghormati, lembaga kajian Hang Lekir, akan meresponsnya lewat 'dongeng'.
Dongeng itu berisi pesan moral yang dikemas dalam sajian yang menghibur, sehingga tidak sampai menyakiti orang yang dikritik, bahkan malah tertawa ketika menyadari dirinya menjadi sasaran kritik tersebut.
"Dalam hemat kami, para politisi tidak lagi mengedepankan gagasan untuk memajukan bangsa dan negara, tapi saling menghujat untuk menjatuhkan lawan politiknya. Sampai urusan pribadi pun dieker-eker kalau sudah kehabisan bahan," ujar Direktur Lembaga Kajian Hang Lekir J Osdar di Jakarta Sabtu 16 Maret 2024.
"Contoh terakhir dalam Pilpres 2024, tidak adanya rasa saling menghormati, karena merasa paling hebat, menganggap rendah paslon yang lain. Itu yang membuat saya dan teman teman prihatin," tambahnya.
Untuk menghidupkan kembali budaya mendongeng tersebut, Osdar didukung oleh tim dengan latar belakang yang berbeda. Ada politisi, tokoh agama, budayawan, seniman, wartawan senior, tokoh pemuda serta komunitas perempuan, yang semuanya berkomitmen dan memiliki tujuan yang sama, ingin menyampaikan pesan moral kepada anak bangsa lewat budaya.
"Kami optimis ide kami akan diterima oleh semua pihak, sebab kami sudah melakukan eksperimen dan kajian yang cukup mendalam bersama beberapa nara sumber, gagasan kami ini dinilai sangat menarik, Ibarat menangkap ikan di kolam, ikannya kena, airnya tak sampai keruh," ujar Osdar.
Osdar yang berlatarbelakang wartawan senior sejak zaman Presiden ke- 2 RI Soeharto sampai Presiden ke- 7 RI Jokowi itu, mengatakan bahwa dia sudah menghubungi beberapa penggiat seni budaya tradisionsl dan artis daerah untuk diajak bergabung.
Mereka itu antara lain sinden milenial serba bisa asal Tulungagung Jawa Timur Silvi Kumalasari, Nella Kharisma, penyanyi asal Kediri yang kondang lewat lagu lagu campur sari ciptaan almarhum Didi Kempot.
"Kami juga mencoba menghubungi Via Vallen penyanyi asal Surabaya yang memopulerkan lagu 'Sayang'. Saya juga menyukai lagu ini ," ujar Osdar,
Syair lagunya menggambarkan orang yang ingkar janji sehingga bisa diajak ketika ndongeng tentang anggota legislatif atau presiden yang ingkar janji," ujar Osdar sambil menyanyikan lagu Via Valen...
"Sayang, opo kowe krungu jerite atiku?
Mengharap engkau kembali
Sayang, nganti memutih rambutku
Ra bakal luntur trisnoku
Wes tak cobo nglalekke jenengmu soko atiku
Sak tenane ra ngapusi isih tresno sliramu
Pepuja neng ati nanging kowe ora ngerti
Kowe sing tak wanti-wanti malah jebul saikilembag
Kowe mblenjani janji
Jare sehidup semati nanging opo bukti
Kowe medot tresnoku demi wedokan liyo
Yowes ora popo Insya Allah aku iso, lilo
Meh sambat kalih sinten
Yen sampun mekaten
Merana uripku
Aku welasno, kangmas
Aku mesakno, aku
Aku nangis
Nganti metu eluh getih putih".
"Kalau anggota legislatif maupun presiden yang lupa dengan janjinya waktu kampanye, kita sentil lewat mendongeng dan lagu."
Mengenai temanya sifatnya situasional tidak fokus pada politik, tetapi mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat, sosial budaya dan ekonomi.
Sekarang fokus pada politik, karena erat kaitannya dengan masalah Pilpres yang tidak siap kalah.
Menurut Osdar, setiap menentukan lakon atau tema, akan disesuaikan dengan persoalan yang menjadi perhatian masyarakat. Kalau sudah ditentukan temanya akan ditunjuk sutradara atau pengarahnya. Kemudian dicarikan penyanyi yang cocok untuk membawakan lagu yang sairnya sesuai dengan topik yang telah ditentukan.
"Setelah semuanya siap, baru kita tampilkan lewat media sosial, dan stasiun televisi maupun radio.
Yang penting pesan moral tersebut, sampai di masyarakat," ujar pria yang 10 Maret 2024 genap berusia 72 tahun itu.
Di Lembaga Kajian Hang Lekir, yang bermarkas di Hang Lekir VII, Kebayoran Baru Jakarta Selatan, terdapat nama tokoh kenamaan antara lain
Niken Harmoko, Dimas Harmoko, M Bakir, wartawan senior yang berlatar belakang NU.
"Kami juga mengagendakan mengundang Sekjen PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipun) sebagai nara sumber dan Sekretaris Umum Muhammadiyah Prof Abd Mu'ti. Gus Ipul dan Kang Mu'ti ini teman baik saya, kalau ngobrol nggak ingat waktu," ujar Osdar.
Tetapi untuk mengundang manta Ketua Pemuda dan mantan Ketua Umum GP Ansor tersebut belum terlaksana, karena kesibukan masing-masing.
"Saya berharap suatu saat dua tokoh ini akan hadir di Hang Lekir," kata Osdar
Advertisement