Lemah Lembut Kunci Menuju Sukses
KITA harus mempunyai sebuah keyakinan, bahwa Rasulullah SAW adalah satu-satunya pemimpin yang mampu mewujudkan tatanan masyarakat yang adil makmur, sejahtera, harmonis, aman, tenteram, demokratis dan terbuka. Karena dalam membangun tatanan masyarakat, beliau tampil meletakkan kelembutan dan kasih sayang sebagai panglima.
Hal ini diabadikan Allah dalam surah Ali Imron [3] : 109. Yang maknanya : Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
Sejarah membuktikan, fakta telah berbicara, sepanjang sejarah peradaban manusia emosi dan kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah. Seorang hamba akan bernasib baik selama dia bersikap lemah lembut. Bersikap lemah lembut adalah salah satu bukti kesalehan seseorang dan kemuliaan akhlaknya.
Sikap lemah lembut menimbulkan jiwa kasih sayang, dan tolong-menolong antar sesama. Begitu juga lemah-lembut adalah jalan yang mengantarkan seorang hamba meraih surganya. Sejalan dengan pesan Rasulullah SAW : Innallaaha rafiiqun yuhibbur rifqa (sungguh Allah Maha Lemah -Lembut, dan menyukai kelemahlembutan) HR Buchori dan Muslim. Hadis ini cukup pendek yang mengandung pelajaran bahwa murah hati dan lemah-lembut adalah dua sifat yang sangat mulia.
Allah SWT menjadikan dengan kedua sifat ini akan membuka, melembutkan dan melembutkan hati manusia. Setiap muslim harus menghiasinya dirinya dengan sifat murah hati dan lemah lembut. Satu hal yang harus kita sadari, bahwa hati manusia akan selalu condong kepada orang yang murah hati dan lemah lembut kepada makhluk yang ada di sekelilingnya. Sebaliknya, manusia akan menjauhi orang yang berhati keras tak kenal belas kasih kepada makhluk yang ada di sekelilingnya.
Al-Ghazali berkata : “Lemah lembut adalah sifat terpuji, dia bertentangan dengan kekejaman dan kekerasan. Kekejaman muncul sebagai akibat dari kemarahan, dan ketidaksopanan. Sedangkan lemah lembut adalah buah dari akhlak mulia, yaitu kedamaian dan ketenteraman. Kekejaman bisa disebabkan oleh kemarahan yang tidak terkendali, keinginan untuk berkuasa dan ketamakan. Sifat-sifat buruk tersebut dapat mengacaukan cara berfikir seseorang yang menyebabkan tidak bisa mengambil tindakan yagn tepat.
Jika seorang telah berhasil menyikapi setiap perkara dengan lemah lembut, hal itu adalah buah dari akhlak yang terpuji. Seseorang dikatakan memiliki sifat terpuji dan mulia jika dia mampu menahan amarah dan nafsu syahwat, serta menjaga keduanya agar tetap seimbang”. Karena itulah Rasulullah SAW memuji sifat orang yang memiliki sifat lemah lembut. Kebaikan dibangun atas sikap lemah lembut. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW : “Jika kelemahlembutan itu ada pada sesuatu ia akan menghiasinya, dan jika kelemahlembutan itu dicabut dari sesuatu, ia akan menodainya”. HR Muslim.
Kelemahlembutan dalam berinteraksi akan membuat jiwa dan hati seorang tunduk dan luluh. Kelemahlembutan merupakan kunci keberhasilan dan keberuntungan. Jiwa pemberontak akan melunak dan hati pendengki akan menyadari kekeliruannya karena tersentuh oleh kelembutan. Mudah-mudahan Allah berkenan meletakkan murah hati dan kelembutan di hati kita semua. Sehingga, kedamaian, ketenteraman dapat diwujudkan di negara kita tercinta ini.
*) Penulis adalah Pengasuh Pesantren Bumi Shalawat, Sidoarjo.
Advertisement