Lelucon Menyehatkan, Dokter Indonesia Makin Pintar
Humor-humor diproduksi karena ada masalah di ruang publik. Sebagaimana humor politik, humor dunia kesehatan pun memancing publik untuk memahami masalah dengan ketawa.
Masa-masa pandemi Covid-19, dunia kedokteran dan rumah sakit menjadi perhatian penting. Lalu, di situlah, muncul tawa dan kisah lelucon.
Berikut contohnya:
Dokter Indonesia Makin Pintar
Oma Pingkan sudah berusia 85 tahun sedang diinterview sebuah suratkabar di Manado. Ini memang berita ringan.
Pers : "Apa rahasia Oma sampai bisa berusia 85 tahun dan tetap sehat begini?"
Oma : "Kalau kita saki sadiki saja langsung pigi dokter... itu kebiasaan dari kicil."
Pers : "Bagaimana menurut Oma perkembangan ilmu kedokteran kita sekarang ini?"
Oma : "Adodoeee.. dokter-dokter sekarang ini semakin hebat dan pintar saja.
Oma ingat dulu waktu umur 25.. dokter sangat teliti suruh ik buka baju samua, diperiksa dari atas pe bawah sampai 1 jam pijit sana pijit sini... baru tulis resep obat.
Waktu umur 40... dokter suruh buka kita pe baju atasnya aja, periksa 15 menit... lalu kasih obat.
Waktu umur 55... dokter suruh kita buka 3 kancing baju saja, masuk stetoskop 5 menit selesai... baru kasih obat.
Waktu umur 70... dokter suruh kita hanya buka mulut, lihat pake senter 1 menit selesai... en kasih obat.
Sekarang ik umur 85 toh... belum lagi duduk dokter so tulis resep obat sambil berteriak: 'Pasien berikutnya!'"
Memiliki Bau Kaki dan Bau Mulut
Pasangan muda sedang berbulan madu. Sang suami sedang duduk di kamar mandi di tepi bak mandi sambil berkata kepada dirinya sendiri, "Sekarang bagaimana aku bisa memberi tahu istriku bahwa kakiku benar-benar bau dan kaus kakiku benar-benar bau? Aku sudah berhasil menjauhkannya darinya saat kami berkencan, tapi dia pasti tahu cepat atau lambat bahwa kaki aku bau. Sekarang bagaimana aku memberi tahu dia?"
Sementara itu, sang istri duduk di ranjang berkata pada dirinya sendiri, "Sekarang bagaimana aku memberi tahu suami aku bahwa aku benar-benar bau mulut?
Saya sangat beruntung menyimpan darinya saat kami pacaran, tetapi begitu dia tinggal bersama aku selama seminggu, dia pasti akan mengetahuinya. Sekarang bagaimana aku memberitahunya dengan lembut?"
Sang suami akhirnya mengumpulkan cukup keberanian untuk memberi tahu istrinya sehingga ia berjalan ke kamar.
Dia berjalan ke tempat tidur, naik mendekat ke istrinya, melingkarkan lengannya di lehernya, menggerakkan wajahnya sangat dekat dengan wajah istrinya dan berkata, "Sayang, aku harus membuat pengakuan."
Dan dia berkata, "Aku juga, Sayang."
Dia menjawab, "Jangan bilang, kamu baru saja memakan kaus kakiku."
Advertisement