Lelucon-Lelucon Paling Banal di Balik di Bandara Kabul
Evakuasi militer Amerika Serikat dari Afghanistan telah berakhir. Pesawat militer Amerika Serikat C-17 lepas landas dari Bandara Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan, pada Senin 30 Agustus 2021 sore waktu setempat.
Penerbangan terakhir bagi militer Amerika Serikat, dalam menyelesaikan misi mereka di Afghanistan setelah hampir 20 tahun berperang melawan Taliban. Meski begitu, Namun, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken menyatakan, terdapat kurang dari 200 warga Amerika yang masih berada di Afghanistan.
Kini, Bandara Hamid Karzai, Kabul, telah sepenuhnya dikuasai Taliban. Di balik evakuasi dan penguasaan bandara itu, muncul lelucon-lelucon terkait Taliban. Bahkan, lelucon paling banal di balik Taliban yang dikesankan sebagai "teroris" di mata pers Barat itu. Sebagaimana disiarkan Al-Jazeera dan BBC London serta CNA Singapore:
Saat ini, Taliban sedang kelabakan kebingungan, siapa yang akan mengoperasikan airport Kabul. Karena semua profesional dan technical staff Afghanistan di airport Kabul sudah mengungsi ke luar negeri.
Taliban tak mampu dan tak punya keahlian mengoperasikan airport. Mereka pun tak punya tenaga ahli untuk air tower memandu flight pesawat, lagi pula bahasa Inggrisnya tak mereka kuasai.
Terakhir Taliban minta Pemerintah Turki membantu mengoperasikan Bandara Hamid Karzai, Kabul, yang saat ini darurat dioperasikan US Troops yang mau meninggalkan Afghanistan.
"Kalau mau menguasai satu negara si Taliban kudu mikir dong punya kemampuan mengelola negara apa kagak? Karena SDM Taliban cuma dari pegunungan doang! Mayoritas skilled labor Afghanistan, dokter, insinyur, mahasiswa-dosen, pilot dan militer sudah mengungsi ke negara tetangga seperti Pakistan Uzbekistan Tajikistan Turkmenistan Kyrgyzstan dan India.
"Pantesin..., Taliban gak mampu menerbangkan helikopter dan pesawat tempur yang ditinggal Afghanistan," tutur seorang komentator warkop. Di antaranya disaksikan Amrin Pembolos, yang setia mengikuti perkembangan terkini Afghanistan.
Advertisement