Lelucon Gus Yahya: Pilihan Merdeka
Menanggapi situasi, bagi kalangan pesantren, bisa dengan lelucon atau sanepan alias satire. Ternyata, Gus Yahya Cholil Staquf, Pengasuh Pesantren Roudlatut Thalibin, Rembang, menyampaikan sindiran itu dengan kata-kata cukup menyentuh:
"Banyak yang tak habis pikir dengan apa yang terjadi: kok bisa-bisanya orang jadi segila itu. Adakah suatu kerangka wacana untuk menjelaskannya?
"Sederhana saja sebenarnya. Kalau kau setuju dengan Ronggowarsito bahwa ini adalah zaman edan, maka kau akan sampai kepada kesimpulan bahwa menjadi edan adalah satu-satunya jalan untuk mendapatkan bagian.
"Lebih-lebih didalam atmosfer budaya “ono rembug dirembug” (everything is negotiable) seperti kita punya. Dalam pemilu Amerika, prinsip “the winner takes all” (yang menang ngambil semua) menjadikan yang kalah tak punya pilihan selain menyerah.
"Di sini, yang kalah masih punya peluang untuk maksa minta bagian, asalkan sampai hati untuk gedruk-gedruk gulung-koming kosel-kosel.
"Maka jelaslah bahwa gila itu bukan penyakit yang datangnya tak bisa dielakkan. Gila adalah pilihan."
Demikian kata Gus Yahya pada akun facebook-nya, ditayangkan Kamis 18 April 2019. (adi)
"Sederhana saja sebenarnya. Kalau kau setuju dengan Ronggowarsito bahwa ini adalah zaman edan, maka kau akan sampai kepada kesimpulan bahwa menjadi edan adalah satu-satunya jalan untuk mendapatkan bagian....