Lelaki Sumber Keresahan Sosial? Ini Tausiyah Ulama Pesantren
"Maaf. Ada teman yang bertanya tentang tulisanku beberapa tahun lalu. 'Laki-laki Sumber Keresahan Sosial'," tutur KH Husein Muhammad. Kiai aktivis ini pun menjawabnya.
Berikut ulasan dan tauisiyah KH Husein Muhammad, ulama pesantren yang juga dikenal sebagai aktivis keserasian jender di Indonesia:
Jika perempuan selalu dianggap sebagai sumber "keresahan social", makna lain dari kata “fitnah”, maka, bagaimana dengan laki-laki. Apakah laki-laki juga bisa menjadi sumber keresahan sosial?.
Sebuah kisah klasik Arabia menceritakan perempuan-perempuan Arab rindu berat pada laki-laki tampan. Nashr bin Hajjaj. Ini terjadi pada zaman kepemimpinan Umar bin Khattab. Suatu malam beliau “blusukan” ke kampung2 untuk mengetahui sendiri nasib rakyatnya.
Dari sebuah gubug sederhana, dia mendengar nyanyian rindu melankoli dari seorang perempuan.
هَلْ مِنْ سَبِيْلٍ إِلَى الْخَمْـرِ فَأَشْرَبُهَـا؟
أَوْ هَلْ مِنْ سَبِيْلٍ إِلَى نَصْرِ بْنِ الْحَجَّاجِ
Adakah jalan menuju kedai minuman anggur
Biar aku bisa asyik meminumnya
Atau adakah jalan menuju Nashr bin Hajjaj
Biar aku bisa menatap si dia lama-lama?
Umar bin Khattab segera memanggil Nashr. Begitu tiba di hadapannya, Umar melihat seorang laki-laki amat tampan dengan rambut ikalnya yang memikat. Umar segera mintanya memangkas semua rambutnya.
Begitu kepalanya tak lagi menyisakan rambut (gundul), Umar masih melihat ketampanannya. Ooh... Dia masih mampu membuat kaum perempuan tergila-gila dan ingin mimpi berhari-hari bersamanya.
Umar masih resah dan gelisah. Ia lalu mengisolasi Nashr ke Basrah, Irak, dan membiarkan wajahnya berangsur jadi keriput di telan zaman dan tak lagi tampan yang meresahkan perempuan. Tetapi di Basrah ternyata banyak perempuan yang juga tergila-gila kepadanya.
Abu Musa al Asy’ari, sang gubernur Basrah, waktu itu kemudian "mengusirnya" ke Persia.
Dan di negeri itu, dia masih juga digandrungi dan dikejar-kejar banyak perempuan. Utsman bin Abi al-Ash al-Tsaqafi, gubernur Persia itu, mengirim surat kepada Umar bin Khattab di Madinah. Ia menceritakan si tampan yang membuat perempuan-perempuan resah dan tak bisa makan-minum-tidur itu.
Dalam balasannya, Umar menyuruh sang gubernur membuat SK ttg larangan bagi Nashr bin Hajjaj keluar dari masjid. “Biarkan dia di masjid sampai meninggal”, katanya
Ketika pada akhirnya Umar wafat lebih dulu, karena dibunuh Abu Lu’lu, Nashr masih segar-bugar dan kembali lagi ke Madinah. Kehadiran Nashr bin al Hajjaj di tengah-tengah masyarakatnya tetap dianggap penguasa di berbagai daerah mengganggu d mengacaukan keamanan sosial.
Nah, ternyata laki-laki juga menjadi problem social.
Menggoda dan Kelemahan Lelaki
Omar Borkan Al-Gala, Ia dideportasi dari Arab Saudi. Pria ini terlalu tampan, ganteng dan keren. Omar bersama 2 orang pria tampan lainnya diamankan saat berada di Jenadrivah Heritage & Cultural Festival, di ibukota Riyadh, Saudi Arabia.
Polisi syariah atau Mutaween di kota itu beralasan: pemuda-pemuda tersebut dikhawatirkan bisa mengganggu kaum wanita setempat yang hadir.
Menurut Mutaween (semacam Wilayatul Hisbah/WH), para perempuan dikhawatirkan tidak akan mampu menahan diri dan tergoda dengan ketiga pria tampan tersebut.
Nah, Laki-laki sekali lagi ternyata bisa menjadi sumber fitnah kaum perempuan, pada zaman klasik maupun modern. Lalu?
Demikian catatan KH Husein Muhammad (11.03.21/HM)