Lelah pun Dilahap, Arief Yahya Antusias Garap Pasar Tiongkok
Ini China. Pukul 14.00 waktu Beijing. Menpar Arief Yahya terlihat kuyu. Garis lelah tak bisa disembunyikan. Namun renteten meeting demi target Wisman yang datang ke Indonesia harus menuai capaian.
Saat itu meeting bersama Alitrip. Siapa dia? Tak lain adalah anak perusahaan Alibaba. E-commerce company terbesar dunia milik Jack Ma. Dalam meeting itu Alitrip berkali-kali membelalakkan mata.
Ini adalah meeting kelima. Meeting ini terjadi setelah pertemuan dengan tim Baidu, Tuniu, Qunar, Tongcheng di sesi pertama.
Saat meeting temanya juga berat-berat. Pesertanya para online media dan online travel agent Tiongkok.
Meeting kelima itu pun masih disusul dengan meeting keenam. Yang keenam ini adalah meeting dengan perusahaan pencharter pesawat wisata ke Indonesia, dan EBTC. Sebuah travel agen berpengaruh di Negeri Tembok Raksasa itu.
Pertemuan maraton ini harus dilakukan karena sesaknya waktu. Kenapa harus maraton? Ya semampang berada di Beijing sekaligus efisen waktu.
Puncak dari serangkaian meeting yang membuat muka kuyu dan lelah itu adalah Business Gethering dengan 400 pelaku usaha travel agent dan media di Hotel Legendale.
“Sebenarnya yang diundang hanya 200 seat, tetapi karena yang hadir Pak Menpar Arief Yahya sendiri, peserta jadi membludak hingga 400 orang. Wow sampai tempat duduknya tidak cukup dan harus ditambah,” kata Vinsensius Jemadu, Asdep Pengembangan Pemasaran Great China.
Di gethering itu, Menpar Arief Yahya mempresentasikan capaian pemasaran atau performansi 2017, target 2018, dan Visit Wonderful Indonesia (ViWI). Dua narasumber adalah Hiramsyah Sambudhy Thaib berbicara soal 10 Bali Baru, dan Hans Haliono GM Garuda Indonesia di Beijing soal connectivity.
Masih menyisakan satu pertemuan lagi, press conference dengan sejumlah media TV, online, radio dan cetak di ibu kota Tiongkok itu.
“Capek saya terobati, karena audience sangat antusias dan serius ingin melihat Indonesia! Sekaligus saya bisa klarifikasi apa saja isu-isu pariwisata yang berkembang di Tiongkok,” kata Menpar Arief Yahya.
Bahkan soal Bali pun, masih juga ada yang bertanya. “Saya jelaskan, Pak Presiden Jokowi saja sudah ke Bali, 22 Desember 2017 lalu. Itu sudah menandakan bahwa Bali aman. Lagi pula Pak Menkomar Luhut Pandjaitan sebelumnya juga sudah mendeklarasikan, bahwa Bali aman untuk dikunjungi wisatawan,” tegas Arief Yahya.
Mantan Dirut PT Telkom ini juga mencontohkan Australia saja sudah kembali normal. Negara-negara lain juga sudah ke Bali, hanya Tiongkok yang belum pulih betul.
“Di kesempatan ini saya sekaligus mengundang warga Tiongkok untuk berwisata ke Indonesia, termasuk ke Bali,” ungkap dia.
Masih ada waktu untuk merayakan Tahun Baru Imlek di Pulau Dewata, dan juga destinasi lain di Indonesia. Tanggal 16 Februari 2018 masih cukup waktu untuk terbang ke sana.
“Gong Ci Fa Cai!” kata Arief Yahya yang disambut dengan tepuk tangan riuh oleh sejumlah reporter, fotografer dan kameraman.
Dia juga sempat memposting cerita 7 meeting seriusnya melalui media sosial, Instagram dengan akun @Menpar.AriefYahya.
Dua meeting yang lainnya, press conference dan gethering-nya memang tidak disebut langsung, karena itu adalah program utamanya.
Selama di Beijing, Menteri Pariwisata didampingi oleh Staf Khusus bidang komunikasi Don Kardono, Ketua Tim Percepatan 10 Destinasi Prioritas Hiramsyah S. Thaib, dan Asdep Pemasaran Greater China, Vinsensius Jemadu, dan Asmenpar Ali.
Baidu, mesin pencari atau searching engine terbesar Tiongkok —Google nya Tiongkok— memaparkan kisah suksesnya bekerjasama dengan Kemenpar. Menurut datanya, pertumbuhan Wisman Tiongkok periode Januari-November tahun 2017 tumbuh sebesar 42,22% dibanding periode yang sama tahun 2017.
Pertemuan diikuti oleh Baidu, Ken Tao, SEA Business Director Baidu, Wang Jing, Vice President Qunar.com, Li Zhizhuang, Vice President Tongcheng Leisure Group, Bruce Wang, Vice President Tuniu.com.(*)