Lego, Bisa Jadi Alternatif Pengalihan Terhadap Gadget
Permain menyusun balok warna-warni dengan berbagai ukuran menjadi sebuah bentuk, yaitu lego bisa menjadi sebuah alternatif permainan untuk mengalihkan perhatian anak dari gadget. Hal ini sudah dibuktikan oleh Nana Utomo, seorang ibu yang berhasil membatasi penggunaan gadget anaknya dengan bermain lego.
"Sekarang anak saya usia 7 tahun, sejak 3 tahun sudah saya kenalkan dengan lego. Jadi memang sampai saat ini lebih pilih bermain lego daripada main handphone," ungkap Nana ditemui di salah satu tempat bermain lego di Surabaya. Lantas bagaimana manfaat lego?
Jeeya Jatiani, pengajar lego dan owner Dricks 4 Kids mengungkapkan, lego bisa digunakan untuk melatih fokus anak dalam melakukan sesuatu.
"Kalau anak sudah fokus dengan satu hal. Tentu hal lainnya bukan lagi fokus utama bagi anak, termasuk gadget," ujar perempuan yang akrab disapa Jeeya ini.
Lebih lanjut Jeeya mengatakan, lego juga digunakan agar anak bisa berpikir lebih kreatif, bisa belajar untuk menyelesaikan masalah, juga bisa berguna untuk anak berkebutuhan khusus.
"Untuk anak berkebutuhan khusus, lego akan semakin membatu motoriknya untuk bisa terus berkembang," katanya.
Menurut Jeeya, paling baik anak dikenalkan lego untuk mencegah agar mereka tidak kecanduan gadget ialah di usia tiga tahun. Meskipun tidak langsung bisa membuat bentuk dari lego.
"Anak bisa belajar mengenal warna lebih dulu. Setelah mengenal warna, baru dikenalkan membuat lego yang sederhana. Dari sini, kalau anak sudah fokus pasti ia ingin terus mengembangkan kemampuannya," jelasnya.
Jeeya pun menyadari bahwa tak semua orang tua mempunyai ekonomi yang cukup untuk membeli lego. Karena lego juga tergolong permainan edukatif yang mahal.
Hal ini bisa disiasati, ujar Jeeya, dengan membawa anak ke tempat bermain yang menyediakan lego.
"Ini akan lebih ekonomis karena orang tua tak perlu membeli. Tapi anak tetap bisa bermain edukatif dan bisa menjadi alternatif menghindari bahaya kecanduan gadget yang berlebih," tutur Jeeya menyarankan.