Eks Awak Kapal Selam KRI Nanggala di Surabaya Angkat Suara
Teka-teki penyebab hilangnya jejak kapal selam KRI Nanggala 402 masih terus menimbulkan pertanyaan dan spekulasi yang tidak pasti di kalangan publik. Ada yang menyebut karena kondisi kapal yang sudah tua, sampai ada yang menyebut karena ketidakhandalan anak buah kapal (ABK) yang ada dalam kapal.
Salah satu legenda KRI Nanggala 402, Laksamana Muda (Purn) TNI AL Frans Wuwung, orang pertama yang menjadi Kepala Kamar Mesin (KKM) di kapal tersebut membantah segala opini publik yang muncul. Terutama yang menyangkut kondisi kapal dan ABK.
Menurutnya, agar kapal selam bisa menyelam dibutuhkan proses panjang yang begitu ketat. Pertama, ada aturan latihan yang disebut L1, L2, L3, dan L4. "L1 sampai L3 itu adalah latihan memeriksa kesiapan teknis, lalu bagaimana anak buah menjaga alat-alat tersebut, dan menjalankan itu semua sesuai tanggung jawab masing-masing. Latihannya gak sembarang, nanti datang komando dari armada yang langsung menguji anak buah," kata Frans saat ditemui di kediamannya Jalan Mulyosari Tengah VII, Surabaya, Jumat 23 April 2021.
Apabila tahapan tersebut sudah dilakukan dan dinyatakan lulus oleh penguji, maka baru dilanjutkan dengan latiha L4. Yakni latihan penembakan kepala latihan tanpa bahan peledak dan penembakan kepala perang dengan bahan peledak.
Kalau kapal sudah mendapat izin berlayar untuk penembakan torpedo, kata Frans, artinya sudah lulus L1 sampai L3 maka peralatan dinyatakan baik dan anak buah mampu mengoperasikan kapal selam tersebut. "Jadi jangan permasalahkan kapal itu tua, karena tua alat jelek butuh modernisasi. Jangan gitu, itu menyakiti anak buah yang melaksanakan SPT yang berdasar technical hand book (THB). Dan kapal ini ada pemeliharaan berjenjang mulai lima tahun overhaul, 10 tahun overhaul dan seterusnya," pungkasnya.
Seperti dikabarkan sebelumnya, KRI Nanggala 402 dinyatakan hilang komunikasi setelah beberapa saat berlayar pada hari Rabu 21 April 2021 dini hari pukul 03.00 WIB. Kapal tersebut hilang di perairan utara Pulau Bali saat melakukan latihan penembakan torpedo.
Advertisement