Lebih Hebat dari Nabi, Anekdot Politisi DPR dan Kiai
Sudah menjadi tradisi hubungan jalinan komunikasi antara tokoh masyarakat, seperti kiai dan ulama, dengan para wakil rakyat. Suatu saat rombongan anggota DPR RI sowan pada salah seorang Kiai Khos yang bijaksana dan kharismatik. Kemudian terjadilah dialog.
DPR : "Kiai, terus terang akhir-akhir ini kami, para wakil rakyat merasa galau".
Kiai : "Ada masalah apa yang membuat tuan-tuan yang terhormat merasa galau?"
DPR : "Setiap ada konflik dengan KPK masyarakat sinis dengan anggota DPR. Belum jelas masalahnya mereka cenderung menyalahkan para wakil rakyat. Sebenarnya antara kami dan KPK, menurut kyai hebat siapa sih?"
Kiai: "Ya, jelas hebat panjenengan. Mustahil mereka bisa jadi pimpinan penanggulangan korupsi tanpa persetujuan DPR".
Wajah rombongan anggota DPR itu sumringah. Mereka lanjut bertanya pada kiai.
DPR : "Kalau dengan presiden hebat siapa?"
Kiai : "Ya, sudah jelas hebat panjenengan. Tak mungkin presiden Jokowi jadi RI -1 kalau bukan fraksi bapak yang mengusulkannya jadi capres."
Para wakil rakyat itu semuanya tersenyum girang.
DPR : "Satu pertanyaan lagi kiai. Jika dibandingkan dengan nabi, masih hebat siapa?"
Sang kiai terkejut, tidak menyangka pertanyaan senekad itu muncul dari mulut wakil rakyat yang terhormat. Sambil istighfar, kemudian kiai khas itu pun menjawab. "Dibandingkan dengan nabi, panjenengan tetap lebih hebat..."
Giliran anggota DPR terheran-heran. "Bagaimana mungkin kami ini lebih hebat dari nabi?"
Sambil tersenyum, dan dengan penuh kharisma sang kiai menjelaskan. "Bapak-bapak yang terhormat, semua Nabi dan Rasul takut kepada Gusti Allah. Mereka tidak berani melegalkan hukum yang bertentangan dengan hukum Allah. Sedangkan anggota DPR 'kan tidak takut pada Allah, sehingga berani melegalkan hukum, sebagaimana kita saksikan deretan orang-orang itu dijerat KPK!"
Advertisement