Lebih dari 100 Polisi Hutan Tewas Saat Patroli
World Wide Fund for Nature (WWF), sebuah organisasi non-pemerintah internasional yang menangani konservasi melaporkan lebih dari 100 polisi hutan di Asia dan Afrika tengah meninggal saat bertugas sepanjang tahun lalu, hampir setengah di antaranya dibunuh oleh para pemburu.
Para pemburu ilegal membunuh satwa liar yang terancam punah untuk mengumpulkan tanduk badak dan bagian tubuh kucing besar untuk dijual ke Asia Timur, sementara dagingnya, seperti gorila, monyet, singa dan trenggiling, untuk konsumsi atau dimakan.
Satu dari tujuh polisi hutan di dua wilayah, yang menjadi rumah bagi sebagian besar keanekaragaman hayati di planet ini, lapor WWF, cedera parah pada periode yang sama, baik karena kecelakaan atau bentrokan dengan pemburu ilegal.
Jumlah kematian tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan angka yang dilaporkan pada periode Juli sampai Juli sebelumnya. Dari catatan International Ranger Federation (IRF), maka sejak 2009, jumlah penjaga hutan yang tewas saat bertugas menjadi 871 orang.
"Sebanyak 48 dari 107 polisi hutan yang tewas tahun ini dibunuh di tempat mereka bekerja," ujar Sean Willmore, yang merupakan presiden IRF, seperti dikutip Antara, Rabu 1 Agustus 2018. "Sebanyak 50 lainnya tewas dalam kecelakaan di tempat kerja."
"Kita harus berusaha lebih baik lagi dalam memberikan pelatihan kepada polisi hutan sehingga mereka memiliki kesempatan lebih besar untuk kembali ke rumah menemui keluarga mereka setelah berpatroli," katanya. (ant)
Advertisement