Lebaran Gas Elpiji Langka, Warga Cepu Masak Pakai Minyak Tanah
Sebagian warga di Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah kembali masak dengan kompor dengan minyak tanah. Menyusul gas elpiji 3 kiloan yang langka dan mahal saat Lebaran hingga H+1 tepatnya pada Rabu dan Kamis 10-11 April 2024.
Kepanikan terjadi hampir merata warga Kecamatan Cepu dan sekitarnya. Seperti Kecamatan Sambong dan Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora. Guna mengatasi kelangkaan bahan bakar dari gas itu, sebagian warga kembali menggunakan minyak tanah yang mereka beli dari Desa Wonocolo Kecamatan Kedewan, Bojonegoro.
Produk minyak tanah yang kembali digunakan untuk memasak—dengan kompor—desain lama itu adalah produk sulingan minyak dari sumur minyak tradisional di Desa Wonocolo. Sumur minyak tradisional yang dieksploitasi warga itu sudah berpuluh-puluh tahun lamanya. Yaitu disuling dan menjadi minyak tanah dan solar.
Menurut Handoko,63, tahun, warga Kelurahan/Kecamatan Cepu, keluarganya mulai menggunakan minyak tanah untuk kompornya dua hari menjelang lebaran. Pasalnya, pada hari-hari itu mulai terjadi kelangkaan gas elpiji ukuran 3 kilogram. “Sudah empat hari ini terpaksa masak dengan kompor yang diisi dengan minyak tanah,” ujarnya pada ngopibareng.id, Jumat 12 April 2024.
Biasanya, lanjut Handoko, untuk beli minyak tanah cukup dengan telepon ke penjualnya. Kemudian ditentukan oleh kebutuhan berapa liter untuk membeli. Sedangkan minyak tanah dibeli dengan harga Rp 15.000 per liternya. Dengan harga sebesar itu bisa cukup untuk kebutuhan memasak saat Lebaran datang. “Daripada tidak bisa memasak,” tandasnya.
Ngopibareng.id mendatangi tiga pengecer gas elpiji di beberapa tempat di Cepu. Tetapi hasilnya memang kondisi elpiji terutama tiga kilo memang barangnya kosong. “Ya, memang kosong, saat sebelum dan sesudah hari raya,” ujar Yudianto, seorang pengecer gas elpiji di Cepu pada Kamis 11 April 2024.
Saat kelangkaan memuncak, tepat di Hari Raya Idulfitri, pada Rabu 10 April 2024, beberapa orang memanfaatkan dengan menjual harga dengan tidak wajar. Yaitu antara Rp25.000 hingga Rp 30.000 per bijinya. Kondisi kelangkaan inilah yang membuat prihatin warga di tengah-tengah kebutuhan saat warga sedang bergembira menyambut Lebaran. Apalagi Cepu dikenal dengan sebutan kota minyak.
Advertisement