Lebaran di Masa Korupsi Kronis
1. Berkah Idul Fitri: Kudus-Jakarta hanya 7 Jam
Biasanya lalu lintas pantura setiap lebaran macet banget rata rata di atas 12 jam. Tetapi pada hari Idul Fitri 1444H tahun ini, (perjalanan malam), hanya 7 jam kurang. Faktor yang memperlancar arus mudik itu adalah “kebijakan lalu lintas yang cerdas”. Diberlakukan aturan “dua ruas jalan tol hanya satu arah menuju Jakarta, sedang lalu lintas sebaliknya dari Jakarta ke Timur harus melewati jalur jalan non-tol".
Tentu saya harus angkat topi terhadap “decition maker” yang mengambil kebijakan yang luar biasa tersebut. Kalau pejabat mau berpikir keras dan belajar dari pengalaman setiap lebaran yang biasanya macet parah, ternyata bisa diperoleh suatu solusi yang tepat. Saya yakin khalayak pengguna jalan tol (pada malam itu) sangat senang karena bisa menghemat banyak waktu.
Biasanya langkah atau kebijakan seperti itu dianggap sebagai “suatu terobosan". Jika dalam bidang-bidang lain bisa diambil langkah terobosan seperti itu, efeknya sangat besar bagi kesejahteraan masyarakat misalnya percepatan pembangunan ekonomi wilayah pedesaan. Tentu saja setiap kebijakan memerlukan akurasi data dan analisa yang cermat dan cerdas.
2. Berantas Korupsi Kronis
Selain ketimpangan ekonomi khususnya antara wilayah perkotaan dan pedesaan, kebijakan yang perlu terobosan adalah pemberantasan korupsi yang sudah menjadi penyakit kronis. Belajar dari keberhasilan pengaturan lalu lintas di atas, suatu “kebijakan terobosan”sebaiknya dirancang dan dilaksanakan secara tenang atau senyap.
Langkah terobosan “dalam upaya pemberantasan korupsi" sangat diperlukan, karena pengentasan kemiskinan di daerah pedesaan erat kaitannya dengan penggunaan anggaran negara yang tidak efisien dan tidak tepat sasaran. Dalam hal ini kita bisa belajar banyak dari negara-negara yang berhasil mencapai “Gini Rasio" yang rendah misalnya Korea Selatan, Vietnam, Taiwan, dll-nya.
Gebrakan Menko Polhukam Mahfud MD beberapa waktu yang lalu yang populer dengan “Transaksi Janggal 349 T", bisa menjadi pembuka atau langkah awal untuk menyusun kebijakan pemberantasan korupsi yang terencana dan efektif. Kebijakan pengaturan lalu lintas selama liburan Idul Fitri bisa menjadi cermin yang baik “Senyap dan Efektif".
Selamat Idul Fitri. Kullu 'amin wa antum bikhairin. Maaf lahir dan batin.
Catatan: Ziarah Kubur
Berkunjung ke makam Bapak H Nor Said bin Ali dan kakek mMah Ali bin Nuh bin Usman bin Marzuki dstnya. Hampir seluruh keluarga Mbah Ali bin Nuh dimakamkan disini, Desa Klaling, Jekulo, Kudus. Setiap tahun saya perlukan untuk mendoakan mereka dan mengenang perjuangannya mendidik kerurunannya yang sebagian besar berhasil.
Penghormatan terhadap leluhur merupakan nilai luhur budaya bangsa yang menjadi salah satu elemen penting perekat persaudaraan - kebangsaan. Khususnya mbah Ali yang bagi keluarga kami, merupakan kebanggaan, selain pribumi yang sukses dalam bisnis khususnya industri gula jawa dan gula merah, juga seorang pejuang yang pada tahun 1917 memimpin aksi pemogokan para pemilik sapi dan kerbau untuk mengangkut tebu milik Belanda dari sawah ke jaringan rel tebu untuk selanjutnya diangkut ke pabrik gula Rendeng. Belanda akhirnya menenuhi panggilan tersebut.
DR KH As'ad Said Ali
Pengamat sosial politik, Mustasyar PBNU periode 2022-2027. Tinggal di Jakarta.
Advertisement