Lebaran, BI Minta Masyarakat Tak Tukar Uang di Jalan
Masyarakat diimbau untuk tidak menukar uang pecahan di tepi jalan. Pada masa pandemi covid-19, praktik itu berpotensi menularkan virus corona. Hal itu disampaikan oleh Kepala Kantor Perwakilan BI Jawa Timur Difi Ahmad Johansyah di Surabaya.
Difi mengimbau, masyarakat untuk menukar uang pecahan baru di kantor cabang bank supaya lebih aman.
Risiko lainnya saat menukar uang pecahan baru di pinggir jalan adalah masyarakat berpotensi menerima uang palsu, kemudian jumlah yang ditukarkan tidak pas atau dikurangi, dan dikenakan biaya penukaran yang cukup mahal.
"Maka, akan lebih baik jika masyarakat menukarkan uang di kantor cabang bank," katanya.
Selain meminta agar tidak menukar uang di tepi jalan, Difi menyarankan untuk menggunakan uang elektronik, atau mengirim uang lewat transfer yang lebih aman. "Hal ini dinilai lebih praktis dan aman untuk menghindari penyebaran covid-19," katanya.
Bank Indonesia juga telah memfasilitasi dengan QR Code Indonesia Indonesian Standard (Q-RIS), sehingga memudahkan pengiriman uang untuk keluarga atau sanak saudara melalui gawai.
Sebelumnya, BI Jatim menegaskan bahwa tahun ini tidak menyelenggarakan layanan penukaran uang secara langsung kepada masyarakat.
Penukaran uang diarahkan untuk dilakukan di kantor cabang bank. Difi memperkirakan kebutuhan uang tunai masyarakat untuk Lebaran tahun 2020 senilai Rp25,8 triliun, atau menurun dibandingkan realisasi pada Lebaran 2019 yang mencapai Rp27 triliun.
"Sejauh ini, persediaan uang tunai dari BI telah didistribusikan dengan baik untuk membantu kebutuhan perbankan, dan sangat mencukupi,” katanya. Menurutnya, BI sudah bekerja sama dengan perbankan dan ada 273 titik penukaran.