Lebanon Cari Terobosan Akhiri Krisis Dipicu Menteri Pro-Houthi
Menteri Luar Negeri (Menlu) Lebanon Abdullah Bou Habib menyatakan optimisme bahwa krisis diplomatik yang dipicu oleh pernyataan menteri informasi negara itu akan segera berakhir.
Pernyataan George Kordahi, bahwa Houthi Yaman hanya membela diri, tidak cocok dengan sikap Arab Saudi serta pemerintah sah Yaman dan sekutu mereka, yang telah memerangi milisi yang didukung Iran sejak 2015 itu.
Milisi Houthi merebut ibukota Yaman, Sana’a, dan provinsi lain dari pemerintah yang diakui PBB pada tahun 2014. Hal ini mendorong Arab Saudi dan negara-negara Arab lainnya untuk mengorganisir koalisi demi menahan ancaman tersebut. Sejak itu, Houthi telah meluncurkan rudal balistik, roket, dan drone bersenjata ke sasaran sipil di Arab Saudi.
Ketika kelompok Hizbullah yang didukung Iran membela Kordahi, krisis diplomatik pun memburuk pada hari Sabtu. Kuwait, Bahrain dan UEA menarik duta besar mereka dari Lebanon demi solidaritas dengan Arab Saudi. Mereka juga memerintahkan duta besar Lebanon untuk meninggalkan negara mereka dalam waktu 48 jam.
Pertemuan Tertutup
Komite Habib, yang ditugasi oleh Perdana Menteri Najib Mikati untuk menyelesaikan krisis, gagal menemukan jalan keluar dalam pertemuan tertutup yang diadakan pada hari Sabtu karena Gerakan Marada, yang berafiliasi dengan Kordahi, menolak .
Richard Michaels, wakil kepala misi AS di Lebanon, bergabung dalam pertemuan itu atas permintaan Bou Habib tetapi meninggalkan pertemuan itu setengah jam kemudian.
Mikati telah meminta Kordahi untuk mengundurkan diri pada Jumat malam, 29 Oktober 2021, tetapi ketua Gerakan Marada, Suleiman Frangieh, keberatan.
“Jika saya ingin melayani kepentingan pribadi dan politik saya, saya akan mendorong Kordahi untuk mengundurkan diri karena dia telah menawarkan untuk mengajukan pengunduran dirinya di Istana Baabda dan di Patriarkat Maronit, tetapi saya menolak karena hati nurani saya tidak mengizinkan saya untuk menanyakan hal ini, menteri yang tidak melakukan kesalahan, tetapi hanya memberikan pendapatnya di negara bebas sebelum dia diangkat,” katanya dikutip Arabnews.com, Senin 1 November 2021.
Frangieh menambahkan: “Kami memiliki keyakinan kuat untuk menginginkan hubungan yang sangat baik dengan negara-negara Arab. Posisi kami mengenai Arab Saudi, UEA, dan negara-negara Teluk lainnya jelas.”
Bela Kordahi
Dia menolak “mengorbankan” Kordahi untuk siapa pun, dengan mengatakan bahwa jika menteri mengundurkan diri atau dipecat maka gerakan itu tidak akan menunjuk penggantinya.
Meskipun demikian, Habib menyebutkan kemungkinan ada terobosan dalam beberapa jam mendatang. Dia juga menyebut partisipasi AS dalam menyelesaikan krisis.
“Saya yang mengundang diplomat Amerika itu untuk bergabung dalam pertemuan itu karena Amerika bisa membantu meminta Arab Saudi mencari jalan keluar,” katanya.
Namun Habib menepis komentar Frangieh sebagai “opini politik yang tidak ada hubungannya dengan pertemuan kami, dan kami bekerja secara teknis untuk menyelesaikan krisis.”
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Samuel Warberg mengatakan kepada stasiun TV Lebanon Al-Jadeed: “AS mendesak negara-negara Arab, terutama Arab Saudi dan UEA, dan negara-negara di kawasan itu untuk berkomunikasi dengan pemerintah Lebanon.”
Dia mengatakan pemerintah AS bekerjasama dengan komunitas internasional untuk mendapatkan dukungan bagi pemerintah Lebanon. “Kami menunggu transparansi dan akuntabilitas dari pihak pemerintah,” tuturnya.