Le Fleur, Hadirkan Motif Batik Sekar Jagad Bergaya Internasional
Ia mengusung tema Le Fleur. Perancang busana (fashion designer) Tyas Santhi Fatmasari menghadirkan bunga sebagai simbol dari kecantikan, feminitas, elegansi, dan romantisme.
"Le Fleur sendiri diambil dari bahasa Perancis. Artinya 'Bunga' yang identik dengan keragaman bentuk dan warna-warni yang memikat," kata fashion designer kelahiran 2 November 1984 ini.
Ia mengungkapkan hal itu, dalam gelaran acara Surabaya Fashion Week (SFW) 2019, Sabtu, 19 Oktober 2019.
Meskipun mengusung tema bunga dengan nuansa internasional, designer asal Yogjakarta ini tidak memilih model atau material dari luar negeri. Melainkan mengunakan batik tulis sebagai hal dominan motif dan material utamanya.
"Memang disini saya ingin menjadikan batim sebagai busana Internasional. Selama batik selalu dianggap klasik, saya ingin sekali anak muda Indonesia cinta dengan batik karena batik memang layak dicintai dan sangat pas di semua model busana," jelas fashion designer asal Yogjakarta ini.
Untuk batik, dirinya lebih memilh batik Sleman. Lebih tepatnya, memodifikasi motif batik klasik Sekar Jagad yang juga berarti bunga setaman.
Motif batik Sekar Jagad yang semula berisi motif parang, bunga salah dan lain sebagainya. Ia modifikasi menjadi motif sinom parijoto, biji salak, dan motif tambal sehingga menyerupai bunga setaman.
"Saya sempat ditentang oleh beberapa pihak saat memodifikasi motif batik sekar jagad ini. Tapi saya tetap mempertankan apa yang menurut saya baik dan tetap berkarya. Pada dasarnya saya tidak meninggalkan pakem yang ada untuk memadukan motif batik sekar jagad," cerita Tyas.
Tyasmengatakan, desain busana yang usung adalah busana berjenis cocktail, evening, dan grande-avant garde yang tetap berpegang pada ciri etnik-kontemporer.
"Saya lebih suka potongan avant garde, yang berarti potongan tidak biasa. Seperti desain yang overleap atau cross cutting. Seperti yang terlihat dibusana saya potongan overlabnya ada di sisi asimetris depan dan samping," ungkap desainer yang berdomisili di Jalan Kaliurang KM 8.9 Yogyakarta ini.
Agar terlihat lebih internasional, busana batik karya Tyas ini dipadukan dengan bridal silk, candy tulle, embriodery tulle, raw silk, dan sebagainya.
Selain itu busana ini juga dilengkapi dengan bordir bermotif sulur agat terlihat lebih elegan.
Untuk warna busana Tyas memilih yang mencerminkan beragam warna taman bunga dengan tone yang hangat. Seperti merah, kuning, hijau, emas, hingga putih.
"Kenapa memilih warna hangat, karena ingin mencerminkan suasana yang hangat di musim panas dengan keindahan bunga lewat busana Le Fleur," tutup Tyas.