Layanan Puspaga Balai RW, Butuh Banyak Volunter Lulusan Psikologi
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-P2KB) Kota Surabaya, membutuhkan banyak volunter atau relawan lulusan sarjana psikologi untuk mendukung Program Puspaga di Balai RW.
Kepala DP3A-P2KB, Ida Widayati mengatakan bahwa kini ada 207 Balai RW di Surabaya yang telah membuka layanan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) dengan memberikan bimbingan konseling bagi orang tua untuk memahami peran mereka dalam membentuk karakter anak.
"Kami sudah bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi untuk petugas Puspaga di Balai RW, termasuk mahasiswa penerima beasiswa yang difasilitasi oleh Pemkot Surabaya. Mereka membantu kami mendata beberapa kasus yang membutuhkan psikolog profesional maupun konselor yang ada di DP3A-P2KB,” papar Ida, Jumat, 23 Juni 2023.
Meski demikian, Ida mengakui bahwa pihaknya membutuhkan banyak volunteer yang bergelar sarjana psikologi dalam pelaksanaan Puspaga di Balai RW. Sebab, jika belum menyelesaikan pendidikan tersebut, mereka belum bisa menerima konseling.
"Kami berharap semakin banyak lulusan yang telah menyandang gelar sarjana psikologi dapat bekerja sama dengan Pemkot Surabaya dalam memberikan pelayanan kepada warga melalui Puspaga di Balai RW," papar Ida.
Saat ini, pihaknya juga tengah melakukan jejaring untuk memenuhi kebutuhan petugas yang bergelar sarjana psikologi.
"Sejauh ini, sebagian besar keluhan yang diterima Puspaga di Balai RW adalah mengenai anak-anak yang dianggap tidak patuh terhadap orang tua. Keluhan itu disampaikan oleh para orang tua yang belum memahami cara berkomunikasi dengan anak," terangnya.
Menurutnya, permasalahan tersebut tidak selalu karena kesalahan anak, karena banyak orang tua yang memaksakan kehendaknya, hal itu memicu terciptanya komunikasi yang kurang baik dengan anak.
"Maka itu, kita rutin untuk melakukan sosialisasi pola asuh dan pencegahan kenakalan remaja agar mereka tahu kenapa anak bisa berperilaku seperti itu. Serta bagaimana cara untuk bisa dipahami,” ungkapnya.
Ida mencontohkan, dalam pelaksanaan Puspaga di Balai RW, DP3A-P2KB Surabaya juga berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya. Salah satunya melalui program Sinau dan Ngaji Bareng di Balai RW.
Puspaga di Balai RW juga bisa menjadi ruang curhat bagi anak dengan. Hingga saat ini, para petugas Puspaga di Balai RW bersama dengan perguruan tinggi tersus memberikan edukasi mengenai pola asuh yang tepat bagi anak.
“Forum Anak Surabaya (FAS) saat ini sudah berjalan untuk melakukan pendekatan kepada anak-anak lewat Sinau dan Ngaji Bareng di Balai RW. Harapannya akan terjalin kedekatan, nantinya FAS juga bisa menjadi konselor sebaya,” jelasnya.
Lebih lanjut, dalam upaya penanganan kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan, DP3A-P2KB Surabaya telah memetakan kebutuhan tersebut. Pada kasus tertentu yang membutuhkan pendampingan dari psikolog profesional, DP3A-P2KB Surabaya telah membaginya di setiap wilayah di Kota Surabaya.
“Untuk kasus yang bersifat sedang maka konselor DP3A-P2KB yang akan turun melakukan pendampingan,” tandasnya.
Untuk diketahui, Puspaga adalah layanan konseling atau konsultasi yang dilakukan secara langsung maupun secara daring mengenai anak, remaja, keluarga, anak berkebutuhan khusus, hingga calon pengantin (catin).
Layanan fasilitas tersebut berupa sosialisasi, edukasi, dan informasi. Serta, bimbingan masyarakat melalui kegiatan catin, kelas parenting, Puspaga Balai RW, Talkshow Ngobrol Asik Bareng Puspaga (Ngobras), Live IG (siaran langsung melalui aplikasi Instagram)/Webinar Parenting Jumat Seru, dan publikasi komunikasi informasi edukasi media cetak dan elektronik.