Lawan Komplotan Begal, Bukti Karomah Mbah Mangli Berdakwah
Para Waliyullah menjalankan dakwah dan perjuangan Islamnya dengan berbagai cara. Tentu, dengan kemampuan lebih (Karomah) para tokoh dan pejuang Islam mampu berdakwah dengan jalan damai. Tanpa kekerasan.
KH Hasan Asy’ari atau yang lebih populer dikenal sebagai Mbah Mangli merupakan salah seorang tokoh besar penyebaran agama Islam di Kawasan Magelang dan sekitarnya. Terutama di Kawasan Lereng Merbabu, Merapi dan Andong.
Dengan telaten dan berbaur dengan budaya masyarakat Jawa, Mbah Mangli menyebarkan agama Islam dengan kesantunan. Tidak menebarkan kebencian.
Bahkan dengan kelompok penjahat sekalipun. Di masa beliau di era 1970 hingga 1980-an, Kawasan tempatnya berdakwa terkenal dengan komplotan begal sadis.
Mursyid Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah ini tidak melakukan perlawanan. Tapi melakukan pendekatan secara personal kepada para penjahat tersebut.
“Tantangan beliau sangat berat. Para begal membabat lahan pertanian penduduk dan mencemari sumber mata air pondok. Warga Mangli sendiri belum shalat meski sudah Islam. Kebanyakan warga kami hanya Islam KTP,” ungkap Suprihadi, salah satu tokoh masyarakat setempat.
Saat berdakwah, Mbah Mangli tidak melawan berbagai ancaman dan gangguan dari para rampok dan begal. Ia justru mendoakan mereka agar memperoleh kebahagiaan dan petunjuk dari Allah SWT.
Secara khusus, Mbah Mangli mendidik para santrinya di sebuah pesantren sederhana di lereng Gunung Andong. Tempat pesantren itulah yang kemudian dikenal sebagai desa Mangli yang terletak di perbatasan Kecamatan Grabag dan Ngablak, kurang lebih 25 kilometer arah timur laut Kota Magelang. Mbah Mangli merupakan salah satu penganut tarekat Naqsyabandiyyah.
Demikian semoga bermanfaat. Amiin.