Lawan Diskriminasi, Harry Kane Kenakan Ban Kapten Khusus di Qatar
Kapten Inggris Harry Kane akan mengenakan ban kapten anti-diskriminasi selama pertandingan Piala Dunia di Qatar pada November-Desember mendatang.
Asosiasi Sepak Bola telah bergabung dengan sembilan federasi Eropa lainnya, termasuk Asosiasi Sepak Bola Wales, dalam mendukung kampanye OneLove selama satu musim melawan diskriminasi.
Kane dan kapten dari delapan negara lain yang lolos ke Piala Dunia akan mengenakan ban kapten OneLove di Qatar, untuk melawan diskriminasi dan kriminalisasi pada kelompok tertentu. Dia akan mengenakan ban kapten untuk pertama kalinya dalam pertandingan UEFA Nations League atau Liga Bangsa-Bangsa melawan Italia pada Jumat, 23 September 2022 malam.
“Saya merasa terhormat untuk bergabung dengan sesama kapten tim nasional dalam mendukung kampanye OneLove yang penting,” ujar Kane.
“Sebagai kapten, kami semua mungkin bersaing satu sama lain di lapangan, tetapi kami berdiri bersama melawan segala bentuk diskriminasi.”
“Ini bahkan lebih relevan pada saat perpecahan biasa terjadi di masyarakat. Mengenakan ban kapten bersama atas nama tim, kami akan mengirimkan pesan yang jelas ketika dunia sedang menonton.”
FA terus meminta detail lebih lanjut tentang jaminan yang diberikan oleh panitia penyelenggara lokal bahwa semua penggemar, termasuk mereka yang berasal dari komunitas apa pun akan diterima, aman dan terlindungi di Qatar.
Kepala eksekutif FA Mark Bullingham mengatakan organisasinya juga melobi badan pengatur global permainan FIFA untuk memperbarui skema kompensasi bagi pekerja migran di Qatar dan pembentukan pusat pekerja migran untuk membantu para pekerja mengakses dukungan.
"Kami terus mendorong prinsip kompensasi bagi keluarga pekerja migran yang kehilangan nyawa atau terluka dalam proyek konstruksi," katanya.
"Sekali lagi, kami mendorong FIFA untuk memperbarui dana kompensasi yang secara konsisten dirujuk sebagai jaring pengaman di mana pekerja dan keluarga mereka tidak dapat memperoleh kompensasi dari perusahaan konstruksi."
Organisasi hak asasi manusia termasuk Amnesty International telah meminta FIFA untuk menyisihkan 440 juta dolar AS atau sekitar 6,6 triliun untuk mendukung dana kompensasi dan membantu mendirikan pusat pekerja migran.
Besaran tersebut setara dengan hadiah uang yang ditawarkan kepada tim di Piala Dunia.
FA mengatakan, sekelompok pekerja migran telah diundang ke markas pelatihan Piala Dunia Inggris di Al Wakrah untuk bertemu para pemain.
Amnesty menyambut baik sikap FA tentang diskriminasi dan hak-hak pekerja migran.
Kepala kampanye prioritas organisasi tersebut, Felix Jakens, mengatakan: 'Janji FA untuk mendukung upaya untuk memperbaiki pelanggaran yang diderita oleh ribuan pekerja luar negeri di Qatar, termasuk dengan Pusat Pekerja Migran, bisa menjadi signifikan, tetapi kita masih perlu melihat apakah ini serius diambil baik oleh otoritas Qatar atau oleh FIFA.