Lawan Corona, Dewan: Apakah Jalan Darmo dan Tunjungan Sakit?
Dewan Surabaya dari Komisi C, Buchori Imron, kembali mempertanyakan efektivitas penutupan Jl. Raya Darmo dan Jl. Tunjungan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya.
"Soal penutupan Jalan Darmo dan Jalan Tunjungan ini, teman-teman banyak yang tanya, ini kira-kira apa salahnya jalan ini, apakah sakit? dan sakitnya apakah hanya jam segitu? trus sore sudah pulang kan gitu, atau pagi nongkrong di sana corona-nya?" tanya Buchori di gedung DPRD Surabaya, Rabu 8 April 2020.
Pasalnya, akibat dari penutupan jalan tersebut, banyak pengendara yang terpaksa saling rebut untuk mengambil jalur alternatif. Akibatnya kemacetan baru di ruas-ruas jalan tidak dapat dihindarkan karena tidak ada rekayasa lalu lintas untuk mengalihkan pengendara yang biasa melewati jalan Darmo saat melakukan aktivitas harian.
Selain itu, politisi dari PPP itu juga menyoroti penutupan tempat-tempat ibadah bagi warga Surabaya. Ia menyebut, di tengah imbauan 'di rumah saja' ini seharusnya masyarakat diberikan keleluasaan untuk melaksanakan ibadah secara mudah.
"Mangkanya saya usul, kalo tempat ibadah dibuka saja. Yang paling penting adalah pastikan kalau orang itu sehat, gitu aja. Kasih hand sanitizer, anggarkan. Jadi jangan malah ditutup, dimana-mana ditutup, jangan,'' lanjut Buchori.
Buchori juga mengatakan, untuk mengurai ketakutan penularan virus corona di Surabaya ini, pihaknya mengusulkan kepada eksekutif untuk segera melakukan rapid test massal kepada seluruh warga Kota Surabaya.
"Kalau bisa masyarakat Surabaya ini diadakan rapid test," katanya.
Apalagi, seperti diketahui sebelumnya, Walikota Surabaya Tri Rismaharini akan menggelontorkan anggaran sebesar 196 miliar untuk menghadapi permasalahan Covid-19 di kota Pahlawan. Meski demikian, Buchori mengajak kepada Pemkot untuk berupaya menangani corona ini secara bijak, tanpa memilih golongan dalam unsur politik pemerintahannya.
"Tolonglah, kita sama-sama bijak menyikapi keadaan ini," tandasnya.
Advertisement