Aji Santoso Kembali, Tugas Berat Menanti
Persebaya Surabaya akhirnya menjatuhkan pilihan kepada Aji Santoso sebagai pelatih kepala di sisa pertandingan putaran kedua Liga 1 2019. Aji secara resmi melakukan penandatanganan kontrak, Kamis 31 Oktober 2019.
Nama legenda Persebaya itu resmi dipilih karena Persebaya baru saja memecat pelatihnya, Wolfgang Pikal, yang gagal membawa skuad Bajol Ijo itu meraih kemenangan dalam enam pertandingan terakhir.
Manajer tim Persebaya, Candra Wahyudi mengatakan, Aji Santoso dikontrak sampai akhir musim 2020.
"Coach Aji kita kontrak mulai hari ini sampai akhir musim 2020. Pertimbangannya banyak, artinya kami ingin lebih ada kepastian tanggung jawab ketika musim ini menyisakan sembilan pertandingan itu gak lama. Kami harap, dengan status pelatih kepala mulai sekarang, dia bisa ikut memikirkan tim ini ke depan," kata Candra usai latihan tim di Lapangan Polda Jatim, Surabaya, Kamis 31 Oktober 2019.
Ia mengatakan, ada beberapa pertimbangan utama dalam penetapan nama pelatih yang pernah membawa Persebaya juara di tahun 1996, yakni visi misi, pengalaman, serta kedekatan emosional, serta histori dengan Persebaya.
"Pertama, dia punya kemampuan menangani tim dengan kondisi seperti ini. Kemudian punya pengalaman, punya kedekatan personal dengan pemain, sehingga bisa mengubah suasana menjadi lebih baik," sebutnya.
Selain itu, ia berharap ada upaya keras dari Aji untuk bisa membangkitkan mental pemain di sisa sembilan pertandingan.
Tentang target, Candra mengatakan, di sisa pertandingan ini diharapkan bisa menyelamatkan posisi Persebaya dari zona merah.
Sementara itu, Aji Santoso mengaku senang karena bisa kembali melatih Persebaya. Sebab, ia memiliki kenangan yang baik bersama tim ini saat masih menjadi pemain maupun pelatih.
"Saya melatih Persebaya itu dream come true (mimpi yang terwujud) karena saya dibesarkan dan membesarkan Persebaya. Saya pernah bersama Bejo (sapaan Bejo Sugiantoro) dan Uston (sapaan Uston Nawawi) bawa tim juara. Saya juga sudah dua kali melatih (Persebaya) saat playoff dan LPI. Persebaya tidak asing, dan saya sangat paham karakter permainan dan karakter suporter," ungkapnya.
Meski begitu, ia sadar bahwa tugasnya sangat berat karena harus menyelamatkan Persebaya di tengah kondisi yang tidak kondusif, menyusul hasil buruk dalam enam pertandingan terakhir.
Aji pun harus bisa membuktikan bahwa ia bisa memperbaiki performa Persebaya dibanding dua pelatih sebelumnya, yakni Djajang Nurdjaman dan Wolfgang Pikal. Djajang dan Pikal sama-sama dipecat karena dinilai gagal.
Untuk itu, di bawah kepimpinannya, ia berharap dapat mengembalikan mental pemain dan mengembalikan karakter permainan asli Persebaya yang bermain dengan fighting spirit.
"Dari cara bermain, taktikal bermain, kalau kita lihat sejarahnya Persebaya mulai dari zamannya Abdul Kadir, Samsul Arifin, Mustaqim, sampai zaman saya sebenarnya filosofi mereka tidak pernah berubah, ya itu main bola bawah dengan mengalir cepat," pungkasnya.