3650 Kaum Muda Kreatif PPH Dilatih ISNU Jatim Pecahkan Rekor MURI
Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama Jawa Timur Mendapat Apresiasi Gubernur Jatim Dalam Menguatkan Industri Halal.
Kebutuhan sertifikat halal perlu digalakkan di Malang Raya dan Jawa Timur. Dari total 9,7 juta UMKM di Jatim, lebih dari 80 persen belum bersertifikat halal.
Prof M Mas'ud Said PhD Ketua PW ISNU Jatim menegaskan hal ini usai pemecahan rekor MURI di Unisma Sabtu 1 Oktober 2022.
"Sebagian besar UMKM di Jatim, termasuk di Malang, adalah makanan minuman. Sebagian kosmetik, ada juga fashion. Saya katakan, dari 9,7 juta ini, rata-rata tidak punya sertifikat halal.
"Lebih dari 80 persen bahkan. Sehingga, kalau saya estimasi, hanya 15-20 persen bersertifikat halal," ujar Prof Mas'ud Said.
Potensi Industri Halal
Padahal, menurutnya, ceruk-ceruk ekonomi pasar halal sangat potensial. Baik di Malang, Jawa Timur, nasional maupun luar negeri, konsumen memburu industri halal.
Menurutnya, World Trade Organization juga sudah mengakui pentingnya sertifikat halal. Sebab, produk bersertifikat halal diakui kebersihan, higienis dan kesehatannya.
"Karena itu ISNU Jatim melahirkan dan melatih 3650 anak muda kreatif jadi pendamping proses produk halal (PPH).
"Atas keberhasilan ini, kami mendapatkan rekor MURI dan pemecahannya diseremonikan di Unisma. Saksi berasal dari MUI, Gubernur Jatim dan Bupati Malang," kata Mas'ud Said.
Selain itu, ISNU Jatim juga memecahkan rekor lain. Yakni, menjadi organisasi kepemudaan Islam yang memberikan sertifikat halal terbanyak dalam satu waktu. Kemarin, ada penyerahan 100 sertifikat halal secara bersamaan untuk 100 UMKM. Selain itu, Said juga mengatakan bahwa ISNU Jatim memperkuat pelaksanaan pelatihan lewat tatap muka.
"Fungsi pendamping PPH adalah menjadi pembimbing. Sasarannya ibu-ibu, pedagang kecil, usaha menengah agar memperoleh sertifikat. MUI akan mengakui sertifikat halal ini yang memakai cara salf declare. Nah, pelatihan dan pendampingan sampai UMKM dapat sertifikat halal ini gratis," tandasnya.
Pasar industri halal masih luas di Jatim. Sehingga, Said yakin sertifikasi halal ini akan dicari. Ke depan, ISNU Jatim bakal mendorong UMKM naik kelas lewat sertifikasi halal. Selain produksi yang berkualitas dan kemasan baik, ISNU akan membantu penguatan online system UMKM.
"Dua hal yang dibutuhkan UMKM modern saat ini. Pertama, penguatan teknologi informasi agar produknya bisa masuk pasar internasional.
"Kedua, pembiayaan atau finance. Untuk yang terakhir ini, kami gandeng Bank Jatim. Supaya, bisa membiayai UMKM yang ingin naik kelas lewat sertifikat halal," tambahnya.