Lasik di RS Mata Undaan Bulan Ini, Bisa Dapat Promo Menarik
Prosedur Laser-Assisted In-Situ Keratomileusis (Lasik) saat ini bisa dilakukan dengan waktu 8 detik atau kurang 10 detik saja. Hal ini dilakukan dengan adanya teknologi Relex Smile Pro hanya ada di RS Mata Undaan Surabaya (RSMU).
Lasik merupakan prosedur untuk lepas dari kacamata, tentunya hal ini menjadi impian bagi orang yang ingin bebas dari kacamata. Kabar baik bagi Anda yang akan melakukan prosedur Lasik bulan ini di RSMU. Pasalnya, ada promo menarik yang bisa didapatkan.
Promo tersebut adalah Lasik Smile Pro di RSMU, di mana pasien akan mendapatkan voucher hotel menginap di hotel bintang 3 dan voucher belanja senilai Rp200 ribu. Informasi ini juga disebar luaskan melalui akun Instagram @rs.mataundaan.
Mengenal Teknologi Smile Pro
Teknologi ini dilakukan dengan alat terbaru, yakni Zeiss Visumax 800. Alat ini didatangkan langsung dari Jerman oleh RSMU.
Dokter RSMU, dr. Dini Dharmawidiarini, SpM (K) mengatakan bahwa mesin tersebut terbaru dari Jerman dan hanya dimiliki RSMU.
Dokter spesialisasi bidang Kornea, Lensa dan Bedah Refraksi ini menjelaskan, biasanya prosedur Lasik dilakukan dalam waktu 25 detik, tapi dengan alat dan teknologi terbarunya proses yang dilakukan kurang dari 10 detik.
"Selain itu, dengan teknologi terbaru ini luka operasi Lasik lebih kecil dari metode Lasik yang sebelumnya," terangnya.
Tak hanya itu, dokter Dini mengungkapkan, alat terbaru ini juga dilengkapi dengan dua sensor yang membuat tingkat akurasi menjadi lebih tinggi dan tepat sasaran pada kornea yang dituju.
Pertama ada sensor Centra Lign System, sensor ini membantu menandai kornea yang akan dituju, sehingga akurasi akan tepat sasaran.
"Lalu ada sensor Oculign System, sensor ini digunakan untuk menandai sudut silinder pada mata pasien yang memilikinya. Biasanya, kalau untuk pasien silinder dokter menandainya secara manual, dengan alat ini bisa dilakukan dengan akurasi tinggi," jelas dokter Dini.
Lebih lanjut, dokter Dini menjelaskan, bahwa dua sensor tersebut juga bisa langsung mengenali mata pasien meskipun dalam posisi berbeda.
"Saat pasien berbaring atau duduk itu kan bola matanya bergerak, dengan alat ini itu tidak masalah karena sudah dikenali sejak awal. Sehingga akan lebih akurat dalam membantu orang bebas kacamata," terangnya.