Larangan Menuduh Munafik, Sesuai Pesan Rasulullah
Terjadinya ketegangan di masyarakat memungkinkan mereka saling ejek, saling tuduh, dan saling meremehkan satu di antara lainnya. Yang lebih mengerikan, ada tuduhan "munafik", dari salah satu kelompok di antara mereka. Tentu, ini tidak bisa dibenarkan menurut agama.
Untuk mengetahui pemahaman yang jelas tentang hal itu, berikut Ustadz Ma'ruf Khozin, Direktur Aswaja NU Center Jawa Timur:
Sudah kita ketahui bersama bahwa tanda orang munafik adalah jika berjanji maka ia tidak menepati, jika berbicara maka dia berbohong dan jika diberi kepercayaan maka ia mengkhianati (HR Bukhari)
Namun bukan berarti boleh seenaknya saja menuduh orang lain Munafik. Larangan ini disampaikan sendiri oleh Baginda Nabi:
ﻓﻘﺎﻝ ﻗﺎﺋﻞ ﻣﻨﻬﻢ: ﺃﻳﻦ ﻣﺎﻟﻚ ﺑﻦ اﻟﺪﺧﻴﺸﻦ ؟ ﻓﻘﺎﻝ ﺑﻌﻀﻬﻢ: ﺫﻟﻚ ﻣﻨﺎﻓﻖ ﻻ ﻳﺤﺐ اﻟﻠﻪ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ، ﻓﻘﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: " ﻻ ﺗﻘﻞ ﺫﻟﻚ، ﺃﻻ ﺗﺮاﻩ ﻗﺪ ﻗﺎﻝ: ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ اﻟﻠﻪ، ﻳﺮﻳﺪ ﺑﺬﻟﻚ ﻭﺟﻪ اﻟﻠﻪ " ﻗﺎﻝ: اﻟﻠﻪ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ ﺃﻋﻠﻢ
Di antara mereka ada yang bertanya: "Dimana Malik bin Dukhaisyin?" Yang lain menjawab: "Dia Munafik. Dia tidak cinta Allah dan Rasul-Nya". Nabi bersabda: "Jangan berkata begitu. Tidakkah kau lihat dia telah mengucapkan Tiada Tuhan selain Allah dengan mengharap ridho Allah?
Rupanya sahabat ini masih membantah dan 'berani' mengajukan pembelaan diri di depan Nabi:
ﻗﺎﻝ: ﻓﺈﻧﺎ ﻧﺮﻯ ﻭﺟﻬﻪ ﻭﻧﺼﻴﺤﺘﻪ ﺇﻟﻰ اﻟﻤﻨﺎﻓﻘﻴﻦ، ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: " ﻓﺈﻥ اﻟﻠﻪ ﻗﺪ ﺣﺮﻡ ﻋﻠﻰ اﻟﻨﺎﺭ ﻣﻦ ﻗﺎﻝ: ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ اﻟﻠﻪ، ﻳﺒﺘﻐﻲ ﺑﺬﻟﻚ ﻭﺟﻪ اﻟﻠﻪ "
Ia berkata: "Kami melihat wajahnya dan ketulusannya kepada orang-orang Munafikin". Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: "Sungguh Allah mengharamkan kepada neraka bagi siapapun yang mengucapkan Tiada Tuhan selain Allah, seraya mengharap ridho Allah" (HR Bukhari)
"Orang-orang di atas sono sudah duduk semeja, masak kita di bawah masih saling tuduh Munafik? Sementara Nabi jelas-jelas melarang?!" Pesan Ust Ma'ruf Khozin.