Laporkan Gubernur Korupsi, Humor Tak Konsisten dengan Pengetahuan
Perilaku korupsi telah berjalan sepanjang perjalanan peradaban manusia. Bila peradaban dibangun dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pendidikan untuk kesejahteraan umat manusia, masalah kronis pun menyertainya.
Bila perkembangan peradaban menjadi sisi positif kemajuan umat manusia, sisi negatifnya berhadapan dengan masalah mentalitas yang korup.
Tiga humor sufi berikut mencerminkan hal-hal negatif dari perspektif tasawuf. Dari soal korupsi, soal konsistensi pengetahuan dan soal manusia yang kikir.
1. Melaporkan Gubernur yang Korupsi
Saat itu Nasrudin dan puluhan warga mendatangi Sultan Abdul Kadir untuk melaporkan prilaku gubernur mereka yang kejam dan korupsi.
"Kalian jangan bohong ya. Setahu saya gubernur kalian adil dan bijaksana," Ucap Sultan yang tidak tahu kondisi yang sebenarnya.
Melihat hal tersebut Nasruddin segera maju ke depan,
"Wahai baginda rajaku. Apalah arti adil dan bijaksananya gubernur kami jika tidak di nikmati oleh warga provinsi lain. Oleh karena itu sudilah kiranya Sri Baginda memindahkan gubernur kami ke tempat lain, agar keadilan dan kebijaksanaannya bisa dinikmati seluruh rakyat."
Mendengar itu Sultan tertawa sambil meninggalkan mereka.
2. Tak Konsisten dengan Pengetahuan
Seorang Darwis ingin belajar tentang kebijaksanaan hidup dari Nasruddin. Nasruddin bersedia, dengan catatan bahwa kebijaksanaan hanya bisa dipelajari dengan praktek. Darwis itu pun bersedia menemani Nasruddin dan melihat perilakunya.
Malam itu Nasruddin menggosok kayu membuat api. Api kecil itu ditiup-tiupnya.
"Mengapa api itu kau tiup?" tanya sang Darwis.
"Agar lebih panas dan lebih besar apinya," jawab Nasrudin.
Setelah api besar, Nasruddin memasak sop. Sop menjadi panas. Nasrudin menuangkannya ke dalam dua mangkok. Ia mengambil mangkoknya, kemudian meniup-niup sopnya.
"Mengapa sop itu kau tiup?" tanya sang Darwis.
"Agar lebih dingin dan enak dimakan," jawab Nasrudin.
"Ah, aku rasa aku tidak jadi belajar darimu," ketus si Darwis,
"Engkau tidak bisa konsisten dengan pengetahuanmu."
Ah, konsistensi.
3. Sembuh Jika Berkeringat
Pada suatu hari, Abu Nawas pergi menjenguk seorang temannya yang terkenal sangat kikir. Begitu masuk ke rumahnya, ia menjumpai seorang tabib sedang memeriksa penyakitnya. Akhirnya terdengar tabib itu berkata: "Tak masalah Pak, asal sekujur badanmu mengeluarkan banyak keringat, maka suhu badanmu tentu akan segera turun."
Abu Nawas yang berada di sampingnya segera berkata dengan tersenyum: "Ini mudah saja! Hari ini mari kita semua berkumpul makan malam di sini, ia pasti kalang kabut dan dengan sendirinya akan mengeluarkan banyak keringat!"
Advertisement