Lapas Lamongan Jadi Pilot Project Pengendalian Perubahan Iklim
Isu lingkungan terkait polusi udara dan perubahan iklim yang sudah sangat memprihatinkan direspons cepat oleh jajaran Kanwil Kemenkumham Jatim. Yaitu dengan menjadikan Lapas Lamongan sebagai pilot project pengendalian perubahan iklim.
Lapas yang dipimpin Mahrus itu akan membangun Program Kampung Iklim (Proklim) yang merupakan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim serta penurunan emisi gas rumah kaca.
Penetapan itu dilakukan oleh Kakanwil Kemenkumham Jatim Imam Jauhari, Minggu (20/8). Hadir dalam kegiatan tersebut Bupati Lamongan Yuhronur Efendi.
"Program ini sejalan dengan program percepatan prioritas aktual presiden Jokowi, di antaranya memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan berkualitas dan berkeadilan serta membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim," ujar Imam.
Untuk itu, Imam mengajak seluruh stakeholder khususnya masyarakat Lamongan untuk mendukung program baik ini.
"Ini menjadi upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang telah dilakukan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan di tingkat lokal sesuai dengan kondisi wilayah," tutur Imam.
Ke depan, Imam berharap kegiatan-kegiatan lain dapat mendukung keberlanjutan upaya adaptasi dan mitigasi iklim. Tentunya dengan adanya keterlibatan pihak eksternal dan pengembangan serta kebermanfaatan sosial, ekonomi, lingkungan, dan pengurangan risiko bencana iklim.
"Kegiatan yang positif ini dapat menjadikan Lapas Lamongan sebagai Pilot Project dalam menciptakan Program Kampung Iklim di seluruh lapas dan rutan di seluruh Indonesia nantinya," urai Imam.
Sementara itu, Kalapas Lamongan, Mahrus mengatakan bahwa program ini akan memperkuat kemitraan berbagai pemangku kepentingan dalam menghadapi perubahan iklim. Serta memfasilitasi penyebarluasan dan pertukaran informasi mengenai upaya baik (good practice) adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Karena Proklim merupakan instrumen untuk mendorong aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di tingkat tapak, yang difokuskan pada penguatan kegiatan lokal.
"Kami akan menggandeng stakeholder terkait, di Kabupaten Lamongan, seperti Dinas Lingkungan Hidup, UMKM, Pariwisata, BKSDA agar program ini senantiasa berkesinambungan," terangnya.
Salah satu program yang sudah dirancang adalah integrasi kegiatan pengelolaan lingkungan yang dilakukan bersama warga binaan pemasyarakatan.
"Seluruh program dikerjakan dengan memperhatikan faktor risiko iklim dan dampak perubahan iklim yang mungkin terjadi," jelas Mahrus.
Apresiasi diberikan oleh Pembina Lingkungan Tingkat Nasional Bambang Irianto. Pria penerima penghargaan Kalpataru 2018 itu sangat optimis dengan progres positif yang ditunjukkan Lapas Lamongan.
"Saya datang kesini untuk ketiga kalinya, saya melihat dari waktu ke waktu indikator – indikator perubahan iklim, adaptasi dan mitigasi, setapak demi setapak telah dilengkapi oleh Lapas Lamongan," tutur pria asal Malang itu.
Menurutnya, baru Lapas Lamongan yang menerapkan program lapas proklim. Dia pun berjanji akan menyebarluaskan ke kalangan pembina lingkungan. Dan berharap langkah ini diikuti oleh lapas lain di Wilayah Provinsi Jawa Timur.
"Syukur–syukur ini akan menjadi role model tingkat nasional, semua lapas di seluruh Indonesia mampu beradaptasi dan bermitigasi terhadap perubahan iklim," harapnya.
Bambang mengingatkan bahwa ini bukan tahap akhir dalam proses untuk menjadikan Lapas Lamongan dalam merealisasikan Program Kampung Iklim.
"Namun merupakan embrio untuk Lapas Lamongan mewujudkan secara nyata indikator–indikator untuk menjadi promotor Lembaga Pemasyarakatan yang siap menghadapi perubahan iklim yang terjadi," tutupnya.
Selain itu, dalam rangkaian Kegiatan Hari Ulang Tahun Kemenkumham Ke-78 Tahun 2023 ini Lapas Lamongan berkolaborasi dengan Sahabat Kicau Indonesia (SKI) yang merupakan wadah penyaluran minat dan bakat kicau mania, mengadakan kegiatan positif dengan bidang Pameran dan Lomba Burung Berkicau yang bertajuk “Kalapas Cup” untuk mendukung kelestarian habitat burung.
Di sisi lain, lomba yang diikuti lebih dari 600 peserta itu diharapkan menghidupkan kembali gairah pariwisata, dan perekonomian masyarakat/ UMKM khususnya di Kabupaten Lamongan.