Lapas Banyuwangi Membuat Al-Qur'an Raksasa, Ditulis 3 Warga Binaan Tepat 17 Ramadhan 1446 H
Lapas Banyuwangi membuat mushaf Al-Qur'an berukuran raksasa. Al-Qur'an raksasa itu berukuran 96,5 x 70,3 cm. Mushaf Al-Qur'an raksasa ini ditulis oleh tiga orang Warga Binaan yang sudah melalui seleksi dan pelatihan lebih dahulu. Al-Qur'an ini mulai ditulis tepat pada 17 Ramadan yang merupakan hari turunnya Al-Qur'an yang bertepatan dengan Senin, 17 Maret 2025.
Kepala Lapas Banyuwangi, Mochamad Mukaffi, mengatakan, pembuatan mushaf Al-Qur'an raksasa ini merupakan bagian dari program pembinaan pelatihan kaligrafi di Lapas Banyuwangi. Pelatihan kaligrafi dilakukan sejak awal Ramadhan.
"Pelatihan Kaligrafi ini diikuti dua belas orang warga binaan. Dari jumlah itu, tiga Warga Binaan menunjukkan kemajuan signifikan dengan mampu menulis Al-Quran berukuran besar tersebut," jelasnya.
Kegiatan ini, lanjutnya, merupakan upaya untuk memberikan pembinaan yang positif bagi warga binaan. Selain dapat mengisi waktu dengan hal yang bermanfaat, pelatihan ini juga bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan spiritualitas warga binaan.
“Bertahap akan kami jaring lebih banyak warga binaan untuk dapat terlibat dalam pembinaan pembuatan kaligrafi dan penulisan Al-Quran ini," jelasnya.
Pelatihan kaligrafi yang digelar Lapas Banyuwangi merupakan kolaborasi dengan perajin kaligrafi di Banyuwangi. Tiga instruktur kaligrafi aktif memberikan pelatihan kepada warga binaan. Tidak hanya teknik menulis kaligrafi, warga binaan juga dibimbing dalam memahami makna dan keindahan seni Islami.
Dijelaskannya, kertas yang digunakan adalah jenis art paper 150 gram. Nantinya sebelum setiap lembar Al-Qur'an yang ditulis akan dibawa ke ahli dari salah satu Pondok Pesantren di Banyuwangi untuk di-tashih. Ini dilakukan untuk memastikan penulisan Al-Qur'an sudah sesuai dan benar. "Proses penulisan Al-Qur'an raksana ini ditargetkan selesai dalam waktu enam bulan," terangnya.
Diharapkan, Al-Quran berukuran besar ini tidak hanya menjadi bukti nyata dari hasil pembinaan di Lapas Banyuwangi, tetapi juga dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat luas.
“Lapas tidak hanya berfungsi sebagai tempat pembinaan, tetapi juga sebagai wadah untuk mengembangkan potensi dan kreativitas warga binaan,” terangnya.
Mahmud seorang perajin kaligrafi ikut memberikan pelatihan kaligrafi mengatakan, seni kaligrafi tidak hanya tentang keindahan tulisan, tetapi juga tentang kesabaran, ketekunan dan ketelitian.
“Semoga teman-teman warga binaan ini dapat mengambil nilai positif dari seni kaligrafi dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari,” terangnya.
Sh, salah satu warga binaan yang menulis Mushaf Al-Qur'an mengatakan, dirinya baru bisa menulis kaligrafi setelah mengikuti pelatihan. Dirinya senang bisa ikut menulis mushaf Al-Qur'an raksasa tersebut. "Dulu cuma bisa menulis huruf arab sedikit-sedikit, tulisannya juga jelek," ungkapnya.
Advertisement