Lapas Banyuwangi Luncurkan 6 Motif Baru Batik Gajang Oling Jeruji
Berbagai program pembinaan dilakukan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi. Salah satunya adalah workshop batik yang telah memproduksi motif batik khas Lapas Banyuwangi, batik motif ‘Gajah Oling Jeruji’. Batik gajah oling Jeruji ini telah menjadi salah satu produk unggulan hasil pembinaan di Lapas Banyuwangi.
Batik dengan motif yang khas dengan jerujinya itu terus dikembangkan. Menurut Kepala Lapas Banyuwangi Agus Wahono, saat ini, batik Gajah Oling Jeruji ini telah menghasilkan berbagai kombinasi motif baru yang tentunya menarik.
“Motif batik gajah oling jeruji sendiri merupakan modifikasi motif batik khas Banyuwangi yang ditambahkan simbol gelang atau borgol yang identik dengan Lapas,” jelasnya, Selasa, 23 April 2024
Untuk mempopulerkan kombinasi motif baru batik Gajah Oling Jeruji ini, Lapas Banyuwangi meluncurkan enam motif baru. Launching dilakukan di Aula Sahardjo, Lapas Banyuwangi hari ini. Peluncuran motif baru ini dilakukan dengan peragaan busana batik Gajah Oling Jeruji yang dilakukan petugas Lapas dan Warga Binaan.
“Motif baru ini disesuaikan dengan perkembangan zaman dengan tidak menghilangkan ciri khas Banyuwangi,” ungkapnya.
Enam motif batik yang diluncurkan yakni batik gajah oling (merah hitam), batik pipas jatim, batik series blue fire, batik series bunga kopi, batik series sekar jagad dan batik series gajah oling jeruji. Masing-masing motif memiliki filosofi tersendiri. Seperti batik series blue fire yang terinspirasi dari fenomena blue fire di Kawah Ijen.
Peluncuran motif baru ini itu diharapkan dapat memberikan informasi ke masyarakat mengenai batik hasil karya Warga Binaan Lapas Banyuwangi. Lebih dari itu, pelucnuran motiof baru ini digadang menjadi penyemangat bagi Warga Binaan untuk terus berkarya dan mengikuti pembinaan dengan baik.
“Hal ini bisa menjadi modal berharga bagi Warga Binaan sebagai bekal keterampilan ketika sudah bebas nanti,” sambungnya.
Peluncuran motif batik itu juga dihadiri beberapa stakeholder terkait, diantaranya Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan Kabupaten Banyuwangi, Nanin Oktaviantie. Ada juga perwakilan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, Asosiasi Batik Banyuwangi dan perwakilan dari perhotelan.
Ketua Asosiasi Batik Banyuwangi Firman Sauqi mengatakan, batik hasil karya Warga Binaan ini memiliki perpaduan warna dan motif yang sangat bagus serta mempunyai ciri khas tersendiri. Dia menyebut, karya Warga Binaan ini sudah sepatutnya dipertahankan dan terus didukung.
“Kami sangat berharap Lapas Banyuwangi dapat berpartisipasi dalam berbagai even pameran batik yang digelar di Banyuwangi agar produk batik ini dapat dikenal luas oleh masyarakat,” ujarnya.
Advertisement