La Nyalla Pantau Implementasi PP 80 Tahun 2019 di Nganjuk
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia, AA La Nyalla Mahmud Mattalitti melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Nganjuk. Dalam kunjungannya kali ini, LaNyalla secara langsung memantau implementasi dari Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2019, tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan, Kawasan Bromo-Tengger-Semeru, serta Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan.
“Saya sengaja datang ke Nganjuk dan bertemu Bupati Novi Rahman Hidayat untuk mendengar dan mengetahui secara langsung progres pengembangan percepatan pembangunan Kabupaten Nganjuk yang masuk dalam Perpres 80 tahun 2019. Sampai dimana dan apa hambatannya,” ungkap La Nyalla dalam rilis yang diterima 14 Oktober 2020 malam.
Ia mengatakan, reses ini sangat penting untuk melihat dan mendengar langsung persoalan dalam pengembangan daerah, serta menjadi penghubung antara daerah dan pemerintah pusat.
“Jadi kami semua, Senator di 34 provinsi akan membawa persoalan persoalan yang dihadapi daerah ke Senayan, agar mendapat perhatian dari pemerintah pusat,” pungkasnya.
Pada kesempatan itu, Bupati Nganjuk, Novi Rahman Hidayat menyampaikan, ada dua bendungan yang belum selesai, yaitu Bendungan Margopatut dan Bendungan Semantok. Pembangunan kedua bendungan tersebut masih dalam proses dan diharapkan segera selesai, karena sangat penting untuk meminimalisir banjir dan untuk menahan air yang berlimpah pada musim penghujan.
Terkait pengembangan Kawasan Industri Nganjuk (KING), Novi menyampaikan, adanya persoalan di kebutuhan lahan.
“Untuk pengembangan KING banyak dibutuhkan lahan yang ternyata banyak milik masyarakat. Kalau pemerintah daerah disuruh beli semua, pasti kami tidak mampu. Peta sudah kami siapkan semua, tinggal siapa pihak ketiga atau investor yang mau bekerjasama membeli lahan tersebut,” ungkap Novi.
Keinginan Pemkab Nganjuk untuk mengembangkan KING karena sudah banyak perusahaan yang masuk, di antaranya industri manufaktur yang memproduksi kabel mobil, perusahaan alas kaki dan juga perusahaan garmen.
Ada sekitar 1.600 hektar lahan yang telah disiapkan dan harus dibeli untuk pengembangan KING 1, 2 dan 3. Untuk itu, ia berharap ada investor besar yang mau bekerjasama dengan membeli lahan yang dibutuhkan tersebut.