LaNyalla Apresiasi UMKM Bertahan di Tengah Pandemi
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengapresiasi gerak pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang ada di Malang. Hal itu ia sampaikan ketika mengunjungi produksi Kripik Singkong Lumba-Lumba di Turen, Malang, Minggu 25 Oktober 2020.
Ia menyampaikan apresiasi tersebut karena UMKM tetap begerak dalam rangka pemulihan ekonomi meski di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini. Terlabih, kontribusi UMKM di Jawa Timur paling besar, yakni 54 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
“UMKM telah teruji di masa krisis, karena itu saya ingin melihat langsung kinerja di masa pandemi ini. Salah satu yang saya apresiasi adalah industri kecil pembuatan kripik singkong di Malang, yang tetap berkinerja baik di tengah pandemi,” ujar LaNyalla.
Mantan Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Jatim itu juga mengapresiasi pemilik UMKM yang tidak mengurangi 120 tenaga kerjanya, dan tetap menyerap singkong hasil tanam masyarakat sekitar.
“Sementara banyak industri skala besar mengurangi jumlah karyawan. Tapi UMKM ini tetap bertahan. Ini tentu harus diapresiasi,” imbuhnya.
Walau begitu, ia tak menutup mata karena ada cukup banyak pula UMKM yang terdampak akibat pandemi. Karenanya, LaNyalla mendukung upaya KADIN Jatim yang akan menggelar pameran produk UMKM Jatim di Grand City Surabaya pertengahan November 2020 nanti.
Sementara itu, pemilik Kripik Singkong Lumba-Lumba, Sucipto, mengatakan memang selama pandemi permintaan produk kripik singkong mengalami penurunan. Akibatnya, produksi juga ikut menurun. Tetapi proses produksi tetap masih berjalan.
Sucipto meyebutkan, saat ini pasokan bahan baku singkong yang diolah mencapai 6 sampai 8 ton per hari. Sementara sebelum pandemi Covid-19, ia bisa mengolah sekitar 10 ton hingga 12 ton per hari. Dari bahan baku tersebut ia berhasil memproduksi sekitar 3 ribu bungkus kripik singkong per hari.
Kripik singkong itu dipasarkan di toko dan di pasar tradisional. Sementara di ritel modern, ia mengaku masih terbatas di satu ritel saja, yaitu Indomart. Pasokan itu pun belum seluruh Jatim, tetapi masih terbatas untuk wilayah Surabaya, Mojokerto dan Malang.
“Dalam satu kali pengiriman ke Indomart, saya biasanya bisa kirim sekitar 20 dus. Satu dus berisi 26 bungkus dan harga per bungkus sekitar Rp20 ribu. Dengan skema pembayaran beli putus. Saat order dibayar separo dan setelah dikirim dilunasi sisanya,” terang Sucipto.
Ia berharap, ada lembaga atau instansi yang bisa memberikan pelatihan peningkatan kualitas produksi kripik singkong miliknya agar lebih efisein dari segi biaya. Serta perbaikan kemasan hingga manajemen, serta perluasan jaringan pasar.
Advertisement