Langkah Strategis Disdik Kabupaten Kediri Cegah dan Tangani Perkawinan Dini
Beragam upaya dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kediri untuk mengurangi potensi perkawinan dini. Salah satu langkah strategis yang dilakukan yaitu dengan melibatkan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Kediri.
"Dari aspek pendidikan mengintegrasikan kurikulum Pendidikan melalui pendidikan seks secara dini," terang Mukhamad Muhsin selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri.
"Bagaimana para siswa memahami atau paling tidak tahu nama nama organ reproduksi. Bahwa organ reproduksi itu tidak boleh diperlihatkan kepada orang lain. Tidak boleh dipegang harus ditutup dilindungi," ungkapnya.
Menurut Mukhamad Muhsin, cara penyampaian seperti itu perlu disampaikan sejak dini bahkan ketika pelajar masih duduk dibangku PAUD. Mukhamad Muhsin menilai jika ditinjau dari aspek pendidikan ada potensi bahwa anak anak yang menikah dini salah satunya dilatar belakangi karena faktor ekonomi.
"Setelah lulus sekolah SD tidak melanjutkan, SMP gak lanjut dan SMA tidak lanjut. Nah Pemerintah Kabupaten Kediri dalam hal ini mas Bup (Bupati Kediri) memprioritaskan program beasiswa bagi anak anak dari keluarga tidak mampu," paparnya.
Dengan program beasiswa tersebut diharapkan para pelajar tetap bisa bersekolah. Dengan begitu otomatis mereka terhindar dari pernikahan dini.
"Harapannya agar mereka tetap sekolah. Kalau mereka sekolah sampai jenjang SMA dan kuliah otomatis terhindar dari pernikahan dini," tandasnya.
Selain itu upaya pencegahan lainya yaitu Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri telah berkordinasi dengan Dinas Kesehatan, Dinas BKKBN mendatangi beberapa sekolah untuk sosialisasi menyampaikan tentang pencegahan pernikahan dini.
"Kemudian ada juga edukasi tentang kesehatan reproduksi kerja sama kita dengan Dinas Kesehatan dan Dinas BKKBN disosialisasikan ke sekolah. Jadi ini sangat penting sekali ketika para guru diberikan pemahaman terhadap permasalahan yang menjadi prioritas," paparnya.
Mukhamad Muhsin menyebut sejak awal tahun 2023 tercatat siswa putus sekolah di Kabupaten Kediri mencapai 5.385 pelajar.
"Kita garap melalui Pendidikan kesetaraan dan sebagainya. Sekarang ini angka kita tinggal tiga ribu sekian. Jadi ada pengurangan sekitar 1.600 an dalam satu tahun yang putus sekolah. Yang putus sekolah ini, mereka tidak sekolah bisa jadi telah menikah.Ketika mereka kita ambil kemudian kita sekolahkan otomatis terhindar pernikahan dini. Ini salah satu langkah strategis kita untuk menghindarkan anak anak melalui sekolah," ungkapnya.
Mukhamad Muhsin menjelaskan, salah satu faktor yang menyebabkan siswa putus sekolah lebih dominan disebabkan karena faktor ekonomi. "Banyak juga anak anak dari keluarga tidak mampu putus sekolah dan ini kita memberikan kesempatan membawa mereka kembali ke sekolah melalui program pendidikan kesetaraan," jelasnya.