Strategi Banyuwangi Dukung Geopark Ijen ke UNESCO Global Geopark
Geopark Ijen secara resmi telah diusulkan menjadi bagian dari UNESCO Global Geopark Network (GGN) oleh Pemerintah pusat. Pemerintah terus melakukan persiapan untuk memuluskan proses Geopark Ijen menjadi jaringan geopark dunia.
Berbagai hal sudah menyiapkan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk menghadapi penilaian dari UNESCO GGN. Rencananya penilaian akan dilakukan pada pertengahan tahun 2021 mendatang. Banyuwangi juga sudah melakukan berbagai persiapan guna mendukung Geopark Ijen menjadi bagian dari UNESCO GGN.
Bahkan baru-baru ini, Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas telah melakukan pertemuan online dengan sejumlah pihak yang terlibat dalam persiapan Geopark Ijen menjadi UNESCO GG. Mulai Advisor GGN, perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Bappenas, perwakilan perguruan tinggi, Pemkab Bondowoso, dan Wakil Gubernur Jawa Timur.
Segala persiapan guna menghadapi penilaian dari badan dunia PBB terus dipantau Pemerintah Kabupaten Banyuwangi itu Badan Geopark Ijen. Agar persiapan bisa dimaksimalkan. Peluang Geopark Ijen untuk menjadi bagian dari UNESCO GGN sangat besar karena pada tahun ini Geopark Ijen adalah satu-satunya Geopark dari Indonesia yang diusulkan pemerintah pusat menjadi jaringan geopark dunia.
“Kami berterima kasih kepada pemerintah pusat, pemprov dan semua pihak yang bersama-sama menyiapkan Geopark Ijen. Kami dari daerah akan berupaya maksimal menyiapkan ini,” ungkap Anas.
Anas menambahkan, dalam sepuluh tahun terakhir, Banyuwangi telah merintis upaya yang selaras dengan konsep pengembangan Global Geopark. Konsep yang dikembangkan ini menekankan pada upaya konservasi dan mengajak masyarakat setempat berperan serta melindungi dan meningkatkan fungsi dan potensi alam untuk pembangunan ekonomi lokal.
Selama ini, Banyuwangi konsisten mendorong pariwisata berbasis alam. Pariwisata di Banyuwangi menawarkan alamnya yang asli, indah dan alami.
“Atraksi wisata dan seni budaya yang dikemas dalam Banyuwangi Festival juga dilakukan dengan memaksimalkan potensi alam tanpa menguranginya,” terang Bupati dua periode ini.
Pengembangan sustainable tourism dilakukan selaras dengan konsep geopark. Konsep ini adalah pilihan yang dikembangkan Banyuwangi untuk menarik wisatawan ke daerah dengan tetap menjaga kelestarian alam dan budaya yang ada.
“Misalnya saja kami mengemas dalam event sportourism seperti Ijen Green Run, balap sepeda Internasional Tour De Ijen dan lainnya yang menyajikan alam yang asli dengan oksigen yang berlimpah," terangnya.
Dalam pengembangan sektor wisata, Pemerintah Banyuwangi selalu mengedepankan keterlibatan masyarakat secara luas. Khususnya dalam berbagai event pelestarian budaya. Seperti event tumpeng Sewu, Seblang, Ngopi Sepuluh Ewu. Seluruh kegiatan kebudayaan itu selalu melibatkan masyarakat secara aktif dalam pelaksanaannya.
Banyuwangi juga membuat kebijakan melarang pembangunan hotel di sekitar Ijen dan tempat-tempat wisata lainnya. Tujuannya, agar masyarakat sekitar bisa membuka home stay untuk pengembangan ekonomi.
“Juga bagian dari upaya menjaga kearifan lokal ” sambungnya.
Kepala Bappeda Banyuwangi, Suyanto Waspotondo, menambahkan, Banyuwangi telah melakukan berbagai persiapan untuk mengikuti penilaian UNESCO GGN. Semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dilibatkan untuk mematangkan persiapan-persiapan berkaitan dengan kesiapan Geopark Ijen menjadi bagian dari UNESCO GGN.
“Kami telah membagi tugas OPD untuk semua persiapannya. Mulai persiapan dokumen, hingga sejumlah infrastruktur pendukung di kawasan tersebut. Koordinasi juga dilakukan dengan Pemkab Bondowoso dan kementrian untuk menyiapkan proses menjadi geopark dunia," terangnya.
Sejak 2018 Geopark Ijen telah ditetapkan sebagai Geopark Nasional. Saat ini Geopark Ijen sedang diusulkan masuk menjadi UNESCO GGN oleh pemerintah pusat. Geopark Ijen menaungi 24 situs yang terdiri atas 13 Geological Site di antaranya Gunung Ijen, Pulau Merah, Taman Nasional Alas Purwo, Grajagan, Grand Watu Dodol, dan Teluk Ijo. Empat Biological site yakni Sukamade, Savana Sadengan, Teluk Pang Pang dan kawasan Erek-erek di Gunung Ijen. Serta tujuh Cultural Site di antaranya Kemiren, Macan Putih dan Umpak Songo.