Langgar Aturan PPKM Darurat Akan Digelandang ke Makam Keputih
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memberlakukan hukuman baru bagi pelanggar aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dalam penanganan lonjakan kasus virus corona atau Covid-19, yakni digelandang ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keputihan, Surabaya.
Walikota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, hukuman ini bertujuan untuk mengingatkan masyarakat bahwa Covid-19 itu ada dan sudah memakan banyak korban sampai saat ini. Sehingga, diharap kerja sama warga untuk dapat memahami situasi.
Menurutnya, kalau sampai pukul 20.00 WIB masih ada orang yang duduk-duduk atau di tempat makan masih ada tempat duduknya, dengan terpaksa dia akan mengambil tempat duduk tersebut, karena memang selama PPKM Darurat dan sesuai dengan Instruksi Mendagri-nya tidak diperbolehkan makan di tempat.
“Jadi, kalau nanti ada yang melanggar, akan kita bawa ke Makam Keputih untuk melihat berapa banyak orang Surabaya yang sudah meninggal karena kelalaiannya tidak menjalankan protokol kesehatan. Kami ingin tunjukkan bahwa ini lho yang terjadi di Kota Surabaya, sehingga paling tidak saya ingin menyentuh hati warga, jangan sampai dengan kita tidak menjaga prokes, lalu yang kena orang yang kita cintai,” ujar Eri.
Setelah diperlihatkan pemakaman Covid-19 di TPU Keputih, lalu mereka akan dibawa ke Liponsos dan baru pada keesokan harinya akan dilakukan tes swab untuk memastikan apakah dia terpapar virus atau tidak.
“Jadi, ayo kita disiplin menjaga prokes ini. Saya nitip betul kepada warga Surabaya,” ujarnya.
Selain itu, ia juga berharap kepada anak-anak muda Surabaya yang mungkin imunnya kuat, untuk tetap menjaga protokol kesehatan. Sebab, tidak diketahui apakah mereka sudah terjangkit atau tidak.
Selain itu, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu juga memohon maaf kepada seluruh warga Kota Surabaya karena pada saat ini kegiatannya sementara waktu harus terhenti. Menurutnya, ini tidak ada maksud lain, hanya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Surabaya.
Oleh karena itu, ia juga mengajak warga Kota Pahlawan untuk menjalani aturan PPKM Darurat ini dengan disiplin. Kalau warga tidak disiplin, maka kasus Covid-19 ini tidak akan selesai. Bahkan, situasinya bisa saja lebih buruk.
“Makanya saya mohon kepada warga Surabaya, ayo jalankan ini, sehingga bisa cepat berhenti. Insya Allah ini bisa selesai dalam waktu dua minggu, tapi kalau ini tidak dilakukan dengan disiplin, ini pasti akan terus berlanjut,” pesannya.
Eri mengaku tidak ingin perekonomian Surabaya terhenti. Bahkan, dia juga tidak ingin pekerjaan untuk mencari nafkah anak-istri terhenti. Makanya, dia meminta ketika bekerja mencari nafkah dan menggerakkan perekonomian harus dilakukan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang ketat.
Advertisement