Lamongan Raih Penghargaan sebagai Kabupaten Pendukung Ekspor
Pemkab Lamongan menerima penghargaan sebagai kabupaten/kota pendukung ekspor se- Jawa Timur dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Hotel Novotel Samator, Surabaya, Selasa, 1 Oktober 2022.
Penghargaan yang diterimakan Gubernur Khofifah kepada Bupati Yuhronur Efendi pada even Ekspor Festival Provinsi Jawa Timur Tahun 2022 itu merupakan bentuk apresiasi Pemprov Jatim kepada kabupaten/kota yang dinilai memiliki perhatian lebih terhadap upaya mendongkrak perekonomian daerah. Yakni, melalui program dan anggaran yang dialokasikan untuk pengembangan ekspor serta peran aktif OPD terkait.
Diketahui, tahun 2021 Kabupaten Lamongan memiliki nilai ekspor mencapai Rp1,8 triliun. Terdiri dari 16 unit usaha dan dua sentra industri yang didistribusikan ke 16 negara di lima benua.
Sedangkan, per bulan Oktober 2022, nilai ekspor sementara sebesar Rp1,3 triliun melalui 18 unit usaha dan dua sentra industri yang diekspor ke 46 negara di lima benua. Dipastikan, Capaian ini akan mengalami kenaikan dengan melebihi perolehan tahun 2021.
"Karena ada unit usaha yang belum terinventarisir pendukung ekspor. Adapun produk penyumbang nilai ekspor tertinggi adalah produk atau olahan hasil perikanan, produk alas kaki dan produk atau olahan hasil perhutanan dan pertanian," kata Bupati Yuhronur.
Selain capaian ekspor, terdapat dua program pendukung ekspor yang menjadikan Lamongan meraih penghargaan yaitu, program Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lamongan, dantaranya Program Pengembangan Ekspor dan Program Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri (P3DN).
“Penghargaan ini hanya diberikan kepada dua kabupaten. Dan Lamongan menjadi salah satu kabupaten yang menerima selain Kabupaten Sidoarjo. Ini sebagai pemacu bagi Kabupaten Lamongan untuk lebih meningkatkan lagi ekspor di berbagai unit usaha," katanya.
Bupati Yuhronur merasa bangga, karena Desa Tenun Ikat Lamongan yang berada di Desa Parengan, Kecamatan Maduran dinobatkan sebagai Desa Devisa oleh Gubernur Jawa Timur.
Dasar penilaiannya, di antaranya keunikan produk, spesifikasi dan kualitas produk, proses produksi, potensi pasar dan positioning, kapabilitas finansial, potensi desa, manajemen bisnis, serta infrastruktur.
Karena sebagai desa devisa, nantinya Desa Tenun Ikat Lamongan yang ada di Maduran akan mendapatkan berbagai pelatihan, meliputi pelatihan penguatan manajemen usaha, akses pasar, marketing, handholding, subsidi pengiriman sampel, peningkatan kapasitas produksi, desain, branding dan jaminan mutu.
"Bahkan pelatihannya hingga pendamping penyusunan keuangan dan perdagangan internasional," kata Bupati Yuhronur.
Advertisement