Lamongan Gelar Turnamen Futsal Tuli
Pertandingan sepak bola atau futsal biasanya riuh. Baik pemain, apalagi penonton senantiasa ramai bersorak. Tetapi, jangan harapkan situasi itu bisa didapati dalam sebuah pertandingan antar penyandang disabilitas, khususnya tuna rungu atau tuli. Ekspresi kegembiraan dan dukungan baik dari pemain pun penonton, hingga aba-aba dari wasit semuanya menggunakan bahasa disabilitas tuli.
Seperti gelaran turnamen futsal tuli empat kota, yang digelar Tuna Rungu Lamongan di gedung olah raga Sport Centre Lamongan (STL) Lamongan, Minggu 25 Februari 2024.
Demikian pula ketika terjadi gol. Tidak ada keriuhan saat selebrasi. Pencetak gol hanya melompat girang dan berangkulan antar pemain. Kalaupun ada sedikit suara, itu hanya dilakukan penonton yang rerata juga penyandang tuli. Awalnya hanya berjingkrak, lalu tepuk tangan.
Hanya tepuk tangan itu yang bikin ramai. Itu pun tidak sering karena gol yang tercipta juga tidak sering. Kebetulan turnamen futsal tuli di STL tidak banyak dilihat pengunjung non tuli. Jadi juga tidak ramai.
Tidak ada sepatah kata atau teriakan apapun pada pertandingan yang sangat seru itu. Meski antar pemain saling meminta umpan atau sedang terjadi pelanggaran. Karena, semua pemain, wasit serta perangkat pertandingan semuanya menggunakan bahasa isyarat.
Pelatih, yang bukan disabilitas tuli, tidak bersuara ketika memandu atau menginstruksikan anak asuhnya saat melakoni pertandingan. Ia menggunakan bahasa isyarat dengan menggerakkan tangannya. "Karena terbiasa kita lakukan saat latihan, pemain sudah paham lewat instruksi gerakan tangan. Karena memang itu alat bahasanya," kata Pelatih Tuli Lamongan FC, didampingi Koordinator Panpel L, Nisa.
Turnamen Futsal Tuli di Lamongan diikuti Tuli Lamongan Futsal Club (FC), Tuli Tuban FC, Tuli Bojonegoro FC dan Tuli Gresik FC. Semua fisik pemain dan gaya permainan normal seperti layaknya pertandingan futsal. Bedanya, semua pemain dan wasit tuna rungu. Wasit juga, sehingga ketika memimpin pertandingan tidak dengan meniup peluit. Tetapi menggunakan senter laser.
Pertandingan futsal tuli empat kota itu dibuka Bupati Lamongan Yuhronur Efendi. Atas nama pribadi dan Pemkab ia mengaku senang atas terselenggaranya futsal tuli ini. "Semoga sukses dan lancar serta nantinya mampu melahirkan atlet-atlet yang hebat, katanya.
Selepasnya, Bupati Yuhronur merasa terharu melihat turnamen futsal tuli tersebut. Karena dengan kekurangannya, mereka menjadi atlet futsal dengan penuh semangat. "Sehingga saya berharap dari turnamen ini bisa dipetik hikmahnya, bagi generasi yang normal seharusnya juga lebih semangat lagi. Baik di bidang olah raga atau apapun untuk berprestasi," pungkasnya.