Lamaran Nasdem Kepada Risma, Suko: Ini Psywar ke Anies
Pertemuan Ketua Fraksi Nasdem DPRD DKI Jakarta, Bestari Barus dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, membuat angin politik di Surabaya dan Jakarta semakin hangat. Bagaimana tidak, Barus dengan lantang dan terbuka mengatakan bahwa Partainya siap mengusung Risma ke Jakarta mengikuti Pilkada DKI untuk gantikan Gubernur DKI Jakarta saat ini, Anies Baswedan.
“Kan beliau mau selesai di Surabaya. Jadi saya ucapkan selamat datang di Jakarta, kami menunggu Bu Risma di Jakarta,” ujar Bestari, Senin 29 Juli 2019.
Lamaran yang diberikan oleh Besatri bukan tanpa alasan. Menurutnya, Anies tak bisa menyelesaikan persoalan sampah perkotaan yang terus menjadi polemik di DKI Jakarta. Dengan anggaran besar, Anies tak mampu mengelola persoalan sampah DKI dengan baik dan efesien.
Ia malah membandingkan dengan kinerja Risma di Surabaya. Dana terbatas yang dimiliki Surabaya bukan menjadi batu penghalang bagi Risma untuk ‘membersihkan’ Kota Pahlawan.
Statement dari Barus pun mendapat komentar dari banyak kalangan. Mulai dari Politisi DKI hingga TGUPP Anies Sandi.
Komentar juga datang dari pengamat politik Surabaya, Suko Widodo. Menurut Suko, lamaran Nasdem melalui Bestari merupakan dampak perseteruan politik yang terjadi sejak Pilkada Jakarta 2017.
Sebagai partai yang mengusung Basuki Tjaya Purnama atau Ahok, Nasdem terlihat masih belum menerima secara ikhlas kekalahan yang terjadi di DKI Jakarta. Itu adalah hasil polarisasi kekuatan sikap partai politik di DKI yang sangat keras.
“Saya kira ini bukan perkara baik buruk kepala daerah. Ini perkara dampak perseteruan politik sejak Pilkada DKI lalu. Polarisasi kekuatan yang menguat di Pilkada DKI lalu membuahkan sikap politik yang keras. Akibatnya yang kalah belum bisa menerima yang menang secara tulus,” ujar Suko kepada Ngopibareng.id, Senin 5 Agustus 2019.
Menurutnya, perkataan Barus adalah salah satu bentuk Psywar kepada Anies yang dianggap tak memenuhi ekspektasi sebagai Gubernur DKI Jakarta. Sehingga, apabila Anies tak serius membenahi DKI, ia bisa saja dikalahkan di Pilkada nantinya, seperti yang terjadi dengan Ahok. Petahana kalah dengan pendatang baru.
“Yang mengajukan Risma kan dari parpol pengusung yang jagoanya kalah dalam Pilkada lalu. Jadi bisa dibilang Risma ‘dipertarungkan’ karena agar bisa kalahkan Anies di Pilkada selanjutnya,” lanjut Suko, dengan catatan Anies maju lagi dalam kontestasi Pilgub DKI mendatang.
Selain itu, Suko melihat perkataan dari Barus merupakan salah satu intrik politik untuk Pilkada DKI selanjutnya. Risma diberikan panggung sedemikian rupa agar warga DKI tak memilih lagi gubernur petahana. (alf)
Advertisement