Laksana Gelombang, Ini Tiga Jalan Perkuat Keimanan
“Ustadz, terkadang saya ini begitu menikmati ketika menjalankan ibadah. Tapi, terkadang juga ada rasa malas. Karena itu, bagaimana bisa menjaga agar ibadah saya stabil. Apakah ini terkait dengan masalah keimanan?
Hariyanto, warga Kalirungkut Surabaya, menanyakan hal itu pada ngopibareng.id. Pertanyaan senada juga disampaikan sejumlah pembaca dan mengakses ngopibareng.id.
Iman seorang Muslim dapat bertambah dan berkurang. Faktor penyebab bertambahnya iman di antaranya adalah ketaatan, begitu juga faktor menurunnya iman tak lain dan tak bukan adalah kemaksiatan. Demikian keterangan Ustadz Amin Nur Hakim.
“Maka dari itu kita diperintahkan untuk terus melakukan amalan-amalan yang dapat menumbuhkan keimanan dan juga sebaliknya,” tambahnya.
Untuk memperjelas masalah tersebut, berikut pesan-pesan kebaikan Ustadz Amin Nur Hakim:
Sebagaimana dikatakan Ibnu Ruslan dalam matan Zubad Ibn Ruslan (Beirut: Daru Makrifat) halaman 5-6:
فكن من الإيمان في مزيد # وفي صــــفاء القلب ذا تجديد
بكثرة الصلاة والطاعات # وترك ما للنفس من شهوات
فشهوة النفس مع الذنوب # موجبتــــــان قسوة القـــلوب
Maka jadilah kamu bertambah dalam keimanan # dan memiliki pembaharuan dalam kejernihan hati
Dengan memperbanyak salat, ketaatan # dan meninggalkan sesuatu yang menyebabkan syahwat
Maka nafsu syahwat dan dosa # keduanya adalah faktor yang menyebabkan kerasnya hati
Untuk memperkuat dan menambah keimanan kita kepada Allah, Imam Al-Haddad menerangkan dalam kitab Risalatul Muawanah lir Râghibîn minal Mu’minîn fî Sulûk Tharîqah al-Âkhirah (Singapura dan Jeddah: Al-Haramain) halaman 15, bahwa beberapa perkara yang dapat menambahkan keimanan serta memperkuatnya. Di dalam kitab itu disebutkan tiga kiat untuk menuju hal tersebut.
Pertama, mendengarkan ayat Al-Qur’an dan hadits yang di dalamnya disebutkan perihal janji Allah subhanahu wata’ala, ancaman-Nya, perkara-perkara akhirat, kisah-kisah nabi, mukjizat, serta hukuman bagi mereka yang menentang para nabi. Begitu juga mendengarkan kezuhudan salafussalihin di kehidupan dunia, begitu juga kecintaan mereka kepada akhirat dan pula mendengarkan ayat-ayat sam’iyyat. Salah satu contoh ayat yang menerangkan tentang janji Allah yaitu:
وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya.” (QS at-Thalaq: 3)
Kedua, melihat kebesaran langit dan bumi dan segala sesuatu yang menakjubkan dan keindahan yang diciptakan di langit dan bumi. Salah satu contoh ayat yang menunjukan keagungan Allah di antaranya disebutkan dalam surat As-Sajdah ayat 4:
اللهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَابَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ مَا لَكُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَاشَفِيعٍ أَفَلَا تَتَذَكَّرُونَ
Artinya: “Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada diantara keduanya dalam waktu enam hari, kemudian dia bersemayam di atas Arsy. Kamu semua tidak memiliki seorang penolong dan pemberi syafaat pun selain diri-Nya. Lalu, apakah kamu tidak memperhatikannya?” (Q.S. Al-Sajdah [32]: 4).
Dengan membaca dan merenungkan ayat diatas kita dapat melihat kebesaran Allah subhanahu wata’ala, bahwasannya Allah adalah pencipta seluruh alam yang besar ini, bahwasannya kita ini sangat kecil dibanding alam besar yang penciptanya adalah Allah, lantas masihkah belum tumbuh rasa ketawaan kita kepadaNya?
Ketiga, melaksanakan amal saleh secara teratur, juga menjaga dirinya supaya tidak tergelincir kepada kemaksiatan dan keburukan. Beliau juga menjelaskan bahwa iman itu dengan perkataan dan amal, bertambah sebab melakukan ketaatan dan menurun sebab melakukan kemaksiatan. (adi)