Di Jatim, Laki-Laki Paling Rentan Terpapar Covid-19
Koordinator Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, Dr. Joni Wahyuhadi menyebut, laki-laki paling banyak terpapar dan rentan terpapar virus corona atau covid-19.
Dari data yang ada, sebanyak 56,75 persen laki-laki positif covid-19 terbanyak berusia 40-49 tahun. Kemudian, sebanyak 56,24 persen laki-laki berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) terbanyak berusia di atas 60 tahun.
Untuk data orang dalam pemantauan (ODP) tercatat ada sebanyak 55,64 persen adalah laki-laki dan paling banyak berusia 20-29 tahun. Terakhir ada 52,34 persen laki-laki yang berstatus orang tanpa gejala (OTG) rata-rata berusia 30-39 tahun.
“Hati-hati orang-orang muda imunitas baik virus masuk mampu dilawan sehingga tidak menimbulkan gejala. ODP kontak dengan yang positif, gejalanya ringan, di dalam pengawasan cukup,” kata Joni ketika menyampaikan update penyebaran covid-19 di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa 12 Mei 2020.
Inilah kenapa masyarakat diminta untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan karena kecenderungan penyebaran sangat mudah. Apalagi, dari data ada 12.323 yang berstatus OTG yang berkeliaran di luar rumah karena tidak menunjukkan gejala klinis.
“Kebanyakan ternyata usianya muda, dan usia muda keluar rumah lebih banyak makanya harus hati-hati," katanya.
Lebih lanjut, Direktur Utama RSU dr. Soetomo itu menjelaskan, gejala yang menonjol tidak seperti yang dominan dijelaskan dari beberapa jurnal terkait penyebaran covid-19 yakni demam.
Di Jatim paling menonjol gejala yang tampak adalah batuk dengan total 52,1 persen, kemudian pilek di urutan kedua dengan 35,1 persen, demam yang dominan di luar justru di urutan ketiga dengan jumlah 26,2 persen, lalu sesak nafas dengan total sementara 24,7 persen.
Selain itu, gejala lain yakni lemah 22,9 persen, menggigil 18,1 persen, sakit tenggorokan 17,1 persen, sakit otot 14,9 persen, mual/muntah 13,5 persen, sakit kepala 13,5 persen, sakit perut 10,4 persen dan terakhir diare 7,5 persen.
“Ada beberapa pasien dia datang dengan gejala sakit perut atau diare dan kita eksplorasi dia ternyata sakit covid. Jadi, gejala tidak berurutan hanya di Jawa Timur terbanyak batuk dan pilek,” katanya.
Dari data itu, analisa ternyata yang jadi kata kunci penyebaran covid gejala awalnya adalah pneumonia terbantahkan. Sebab, hanya ada 24,7 persen yang mengalami sesak nafas.
“Jadi, akan banyak orang yang dites positif merasa baik baik saja. Inilah kita yang benar-benar meningkatkan kewaspadaan setinggi mungkin. Karena ini yang berbicara fakta angka bahwa hanya 27,4 persen yang sesak nafas, padahal kata kunci dari covid-19 mengalami kesulitan bernafas,” kata Emil.
Karena itu, ia menyampaikan agar masyarakat betul-betul disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menerapkan physical distancing, menerapkan pola hidup bersih dan sehat.