Lailatul Qadar, Kiat Meraih Berkah Malam Seribu Bulan
“Bacalah allahumma innaka ‘afuwwun, tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annii (Wahai Allah, sungguh Engkau amat suka mengampuni, maka ampunilah aku)”.
Lailatul Qadar (LQ) menjadi pembicaraan menarik setiap bulan Ramadhan, khususnya pada sepuluh hari terakhir di bulan penuh ampunan ini. Untuk memperjelas masalah tersebut, ngopibareng.id, menghadirkan ulasan Prof. Dr. KH Moh. Ali Aziz, M.Ag, Guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya.
Berikut ulasan lengkap Trainer/Penulis buku Terapi Shalat Bahagia:
A. Arti LQ
Berdasar macam-macam arti al qadar dalam Al-Quran, maka LQ adalah: (1) malam keagungan, yaitu malam turunnya ayat-ayat Al Qur’an untuk pedoman hidup (QS. Az Zumar [39]:67), (2) malam penentuan, yaitu malam ditetapkannya nilai benar dan salah (QS. Ad Dukhan [44]:3-5), dan (3) malam yang sempit, yaitu malam turunnya semua malaikat dengan pimpinan Malaikat Jibril, sehingga bumi terasa sesak (QS. Ar Ra’d *13+:26; QS. Al Qadar *97+:4). Ketiga pengertian di atas saling terkait.
B. Turunnya Al Qur’an
QS. Al Anfal [8]:41 menjelaskan kemenangan Islam pada perang Badar 17 Ramadan 02 H, dan turunnya Al Qur’an pada tanggal yang sama 15 tahun sebelumnya. Itulah malam berkah (lailatun mubarakah) (QS. Ad Dukhan [44]:3-5) atau malam bahagia (salam) (QS. Al Qadar [97]:4). Jibril menemui Nabi SAW dua kali dengan rupa aslinya, yaitu dalam Gua Hira untuk menerima wahyu dan di Sidratil Muntaha untuk Israk Mikraj. Ia menemui Nabi SAW dua kali juga dengan wajah manusia biasa. Selebihnya (23 tahun), Jibril datang melalui alam metafisik.
C. Nilai Keutamaan LQ
LQ hanya turun pada bulan Ramadan, yaitu (1) tangal 17 Ramadan, saat turunnya Al Qur’an pertama kali dengan nilai kemuliaan 1.000 bulan (83 tahun), dan ini hanya terjadi sekali, (2) LQ dengan kemuliaan yang sama, yang diturunkan pada salah satu malam pada 10 hari terakhir Ramadan setiap tahun. Inilah LQ yang dianjurkan Nabi SAW untuk memaksimalkan ibadah di dalamnya, dan ini pula yang dipraktikkan muslim di berbagai negara.
D. Tanda-tanda LQ
Tanda-tanda LQ antara lain, matahari terbit pagi harinya dengan cahaya putih tanpa sinar terang (HR. Muslim, Ahmad, Abu Daud dan Turmudzi dari Ubay bin Ka’ab r.a). Tapi, tanda paling jelas adalah salam yaitu perasaan bahagia pada seseorang (QS. Al Qadar [97]:5), dan ini hanya diraih oleh orang yang benar-benar mempersiapkan jiwa untuk menyambutnya.
E. Waktu LQ
Di antara 45 pendapat tentang waktu LQ, yang paling populer adalah malam-malam ganjil 10 hari terakhir (QS. Al Fajr [89]:2), dan pendapat ulama terbanyak dan terkuat adalah malam 27 Ramadan, berdasar sabda Nabi SAW, “Barangsiapa mencari LQ, maka carilah pada malam 27 Ramadan” (HR. Ahmad dari Ibnu Umar ra).
F. Durasi LQ
LQ berlangsung semalam penuh (QS. Al Qadar [97]:5). Maka, setiap muslim yang melakukan kebaikan sekecil apapun, misalnya hanya shalat maghrib dan isyak, akan mendapat kemuliaan LQ. Semakin banyak kebaikan yang kita lakukan, semakin besar pula lipatan nilainya. LQ merupakan anugerah Allah untuk menjadikan umat Nabi SAW mengungguli kemuliaan umat sebelumnya, meskpiun usia mereka jauh lebih panjang, dan inilah rahmat Allah yang benar-benar menyelamatkan muslim dari siksa Allah.
G. Doa-doa LQ
Silakan berdoa apa saja, sebab LQ malam istimewa. Tapi, doa terbanyak sebaiknya doa mohon ampunan, sebagaimana petunjuk Nabi SAW, “Bacalah allahumma innaka ‘afuwwun, tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annii (wahai Allah, sungguh Engkau amat suka mengampuni, maka ampunilah aku)” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Turmudzi dari Aisyah ra).
Surabaya, 1/6/18